SEJARAH PARIWISATA DI BALI
SEJARAH
PARIWISATA DI BALI
A.PENDAHULUAN
Asal usul kapan Bali menjadi daerah kunjungan wisata belum ada para ahli yang berpendapat karena belum ada secara pasti literatur yang mencatat secara pasti.
Sejarah Pariwisata Bali
Pertama kali Bali mendapat kunjungan dari daerah luar adalah
perjalanan wisata pertama dilaksanakan oleh Maha Rsi Markandeya. Beliau datang
dari tanah Jawa untuk menyebarkan Agama Hindu di Pulau Bali pada era ke 8
Masehi. Kemudian di ikuti oleh beberapa Tokoh Spiritual yang lain tiba ke Pulau
Bali yang memiliki tujuan yang sama dengan Maha Rsi Markandeya.
Sedangkan orang asing yang datang pertama kali ke Bali adalah
Cornellis de Houtman dari Belanda pada Tahun 1579. Beliau jadi orang barat
pertama kali yang tiba di pulau Bali. Kehadirannya itu merupakan bagian dari
ekspedisi yang sedang mencari rempah-rempah dan berdagang di Nusantara. Walaupun
tidak mendapatkan rempah-rempah yang mereka inginkan, Saat berkunjung kelompok
itu memaparkan mengenai keindahan Pulau Bali. Mereka
memvisualisasikan Pulau Bali cuman sebuah kehidupan dengan kebudayaannya yang
berdasar pemikiran mereka yang benar-benar unik. Dan tidak pernah ditemukan
pada tempat yang lain sepanjang mereka mengelilingi dunia. Alamnya benar-benar
indah dan mempunyai daya tarik tertentu. Pulau ini oleh warganya diberi nama
Bali. Berikut yang mereka laporkan ke Raja Belanda pada saat itu.
Bersamaan dengan dikenalnya Nusantara sebagai negara penghasil
rempah-rempah, pada abad ke 17 s/d akhir abad ke 19. Sedangkan Pulau Bali
sendiri terkenal dari segi budaya dan alamnya.
Tahun
1902
Pada,
tahun 1902, hadir 'turis pertama' di Bali, yaitu H. van Kol. Ia anggota
parlemen Belanda yang bertamasya ke Bali dengan uangnya sendiri, tidak
menggunakan uang perjalanan dinas. Ia
menuliskan catatan perjalanan setebal 826 halaman berjudul Uit Onze Kolonien.
Kunjungan ini kurang kuat dijadikan tonggak awal pariwisata di Bali. Tetapi,
buku yang diterbitkan menjadi materi promosi awal Bali sebagai daerah wisata.
Kuda di tepi Danau Batur, tahun 1910
Tahun 1910
Pada
1910, muncul gagasan dan pendirian membangun Museum Bali di Denpasar. Museum
ini dimaksudkan untuk menyelamatkan artefak Bali sekaligus daya tarik wisata.
Lebih dari itu, sebagai yang pertama lahir, Museum Bali menjadi sumber
inspirasi berdirinya museum lain di Bali, sebagai salah satu pilar perkembangan
pariwisata di Bali.
TAHUN 1912
Pada bulan Agustus 1912 Gregor Krause, seorang pemuda Jerman
yang ditugaskan sebagai petugas medis sementara di tentara Hindia Belanda hanya
setahun sebelumnya, dikirim ke Bangli, sebuah kota kecil di pedalaman
Bali. Dia akan tinggal di pulau itu selama kurang dari 18 bulan - tetapi
itu adalah bulan-bulan yang akan memiliki pengaruh penting pada masa
depannya. Dr Krause adalah seorang yang antusias beralih ke seni fotografi
dan selama waktunya di Bali dia mengambil lebih dari 4000 gambar dan menulis
teks untuk menemani 400 dari mereka untuk diterbitkan. Bukunya sangat
penting dalam memberi tahu dunia tentang pulau yang saat itu kurang dikenal dan
budayanya yang luar biasa. Dalam bukunya dia menulis;- 'Saya mengambil
foto dengan kamera kecil sedemikian rupa sehingga tidak ada yang menyadari saya
mengambilnya, dan tidak mencari yang paling cantik maupun yang paling
jelek. tetapi ada kecenderungan ke arah yang indah karena orang Bali
cantiknya tidak terbayangkan
Pada
1914, Koninklijke Paketvaart-Maatschappij (KPM) mendirikan kantor Offcial
Tourist Bureau di Bali sebagai kantor cabang dari kantor yang sama di Batavia.
KPM mendapatkan subsidi dari pemerintah kolonial Belanda, yang bergerak dalam
bidang pelayaran termasuk angkutan wisata ke Bali.
Tahun
1915
Pada
1915, KPM sudah memiliki kantor di Denpasar yang lokasinya di selatan Alun-alun
Puputan Badung. Kemudian pemerintah belanda membuka perwakilan resmi urusan
pariwisata pertama di Bali, namanya “Official Tourist Buerau” pada tahun 1924.
Wisatawan yang berkunjung ke Bali pada periode itu begitu ramai sampai Kapal
Bali Express wajib melakukan pelayaran sampai 18 kali /tahunnya. Awalannya pelayaran
kapal ini untuk berdagang, tetapi karena banyaknya permintaan untuk berkunjung
di dermaga Buleleng karena itu jalur pelayaran ini diganti menjadi Bali Express
untuk penuhi keinginan dari wisatawan yang ingin datang ke Bali.
Tahun 1920
Hotel Pelni
didirikan tahun 1920,
Reruntuhan Hotel Pelni di Kintamani,
merupakan hotel pertama di Bangli, yg berdiri sekitar tahun 1920-an. Hotel ini
menjadi tempat perisitirahatan Presiden Republik Indonesia Pertama. Kondisi
Hotel Pelni yang berlokasi di Kintamani , kini sangat memprihatinkan. Hotel pertama
di Bangli yang berdiri sekitar tahun 1920-an itu, kini mengalami kerusakan
parah akibat musibah kebakaran puluhan tahun lalu. Hotel yang berdiri di tanah milik PT. Pelni Bali,
seluas 4.270 meter persegi tersebut, kini hanya menyisakan puing-puing bangunan
dan menjadi saksi bisu mulainya periwisata di Bali Khususnya Kintamani. Setidaknya
hotel sekelas melati dengan 10 kamar itu, yang masih tampak utuh hanya tower
airnya saja. Bahkan areal perkebunannya kini dimanfaatkan warga sebagai
ladang jeruk.
Hotel Pelni itu sejatinya memiliki
nilai sejarah yang tinggi, karena Presiden RI Ir Soekarno ,
sering mampir ke sana. Biasanya setiap ada kunjungan ke Bali, Soekarno
selalu menyempatkan singgah dan bermalam di Hotel Pelni. Keberadaan hotel Pelni hampir bersamaan dengan Hotel Bali di
Jalan Veteran, Denpasar, yang kini masih eksis bernama Hotel Inna Bali.
Pada tahun 1920 Kapal Pelayaran KPM (Maskapai Pelayaran Kerajaan Belanda), secara rutin mengangkut grup wisata ke Bali ditandai dengan adanya penginapan di Kintamani (Hotel Pelni), dan di Denpasar hanya ada Bali Hotel (Inna Bali Hotel).
Pesanggrahan di Kintamani
Pesanggrahan
yang bangun kolonial Belanda Bukti sejarah bahwa Kintmani menjadi tempat
persinggahan
pasar, tahun 1920 an.
Kintamani, Kawasan hutan yg rimbun, gunung
merapi yg panas, udara yg sejuk dan danau yg tenang. Desa Kintamani sendiri, selama ratusan tahun menjadi simbol
harmonisasi antara 3 agama. Masyarakat Hindu, Islam, dan keturunan Cina
berbaur lewat peradaban peradaban dan campur tangan legenda.
Berfoto naik mobil dengan latar belakang Gunung Batur thn
1920
Tahun 1926
Pada
1926, KPM mendirikan Bali Hotel di Jalan Veteran, yang masih beroperasi sampai
sekarang dengan nama Inna Bali Hotel. Langkah KPM sangat sistematis dalam
mempromosikan Bali sebagai destinasi wisata, mulai dari pendirian biro wisata,
memperbanyak frekuensi pelayaran ke Bali, menerbitkan brosur promosi sampai
mendirikan akomodasi mewah Bali Hotel. Selain wisatawan, banyak seniman dan
pemerhati budaya yang tertarik mempelajari seni budaya Bali secara langsung.
Pemerintah kolonial Belanda juga menugaskan Dr Gregor Krause untuk membuat
dokumentasi Pulau Bali dalam bentuk foto dan buku.
Setelah
dikunjungi oleh seniman, masyarakat Eropa mulai mendengar tentang keindahan dan
uniknya budaya di Bali. Situasi ini menjadi awal mula Bali diberi julukan The
Island of Gods, The Island of Paradise, The Island of Thousand Tempel, The
Morning of the Worl, dan julukan indah lainnya.
Tahun 1930
Dari jumblah
wisatawan yang datang, ada beberapa merupakan seorang seniman, pelukis dan
penulis asal eropa yang membantu dalam mempromokan Bali di dunia Internasional.
Diantaranya, Dr Gregor Krause yang ditugaskan langsung oleh Pemerintahan
Kolonial untuk mengabadikan pulau Bali lewat photo dan buku. Miguel Covarrubias
dengan bukunya the Island of Bali tahun 1930.
Mrs Menc (Ni Ketut
Tantri) dengan bukunya Revolt In Paradise. Sedangkan yang paling terkenal saat
itu ialah Walter Spies (salah satu seniman yang ikut dalam pembuatan Tari Kecak
bersama Rudolf Bonnet. Beliau bersama I Gusti Nyoman Lempad, Tjokorda Gde Agung
Sukawati.
Tahun
1935
Pembangunan
Bandara Tuban Pada 1935, Bandar Udara Tuban mulai beroperasi sehingga turis
dari luar negeri juga berdatangan melalui jalur udara. Bandar Udara Tuban ini
sekarang dikenal sebagai Bandara Internasional Ngurah Rai.
Tahun 1939
Le Mayeur, dan
Antonio Blanco. Sebagian dari mereka tinggal dan menganggap Bali sebagai rumah
mereka. Bahkan juga artis humor Charlie Chaplin sempat juga berkunjung ke pulau
Bali atas undangan dari Spies di tahun 1939.
Pariwisata Bali terhenti keran PD II
Tahun
1940
Pada
1940-an, terjadi Perang Dunia II yang mempengaruhi seluruh penduduk dunia, tak
terkecuali Indonesia. Pariwisata Bali sempat terhenti dalam beberapa waktu. Namun setelah Indonesia Merdeka dan Bali
bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, pariwisata Bali kembali
berjalan. Wisatawan luar negeri mulai datang kembali ke Bali.
Tahun 1949
Van Bemmelen (1949) seorang geolog dari Belanda. menyebut Danau Batur di
Kintamani, Bali, sebagai salah satu kaldera terbesar dan terindah di dunia.
Dengan luasan mencapai 16,6 kilometer persegi, Danau Batur merupakan danau
kaldera terluas kedua di Indonesia setelah Danau Toba di Sumatera Utara.
Perkembangan Pariwisata Bali saat perang dunia
II
Tahun 1950
Aktivitas pariwisata
di Bali berhenti pada periode Perang Dunia II dan Perang Kemerdekaan sampai
Tergabungnya Pulau Bali ke NKRI pada 17 Agustus 1950. Beberapa wisatawan luar
negeri kembali berkunjung ke pulau Bali. Untuk mendukungnya
pemerintah indonesia mulai melakukan pengelolaan pariwisata secara professional
dengan rasio masif. karena bukan hanya wisatawan dari luar negeri saja tetapi
dari wisatawan domestik mulai melakukan perjalanan wisata ke Bali.
Pariwisata Bali di
Jaman Kemerdekaan
Sedangkan pada masa
Presiden Pertama Indonesia Ir Soekarno. Beliau menjadikan Bali sebagai tempat
penetimaan tamu kenegaraan sambil mengenalkan Bali lebih luas di mata dunia. Beberapa
tamu Negara saat itu: Pertama Menteri India pertama Jawaharlal Nehru, Pimpinan
Vietnam Utara Ho Chi Minh, sampai Presiden Amerika Jhon F. Kennedy.
Tahun 1957
Atas ide Bung Karno
juga di Tampaksiring di tahun 1957 dibuat Istana Tampaksiring untuk menyambut
Tamu Kenegaraan. Selanjutnya di tahun 1963, Bung Karno pulalah yang
memprakarsai dibangunnya Hotel Bali Beach di pantai Sanur.
Pembagian daerah
wisata di Bali
Semenjak itu,
penataan dan pengembangan daerah wisata mulai di gali sehingga 9 kabupaten yang
ada di bali bisa merasakan dan menerima kunjungan wisatawan luar negeri,
diantaranya:
1. Denpasar
2. Badung
3. Gianyar
4. Bangli
5. Buleleng
6. Kelungkung
7. Karangasem
8. Jembrana
9. Tabanan
Sampai sekarang
pariwisata bali menjadi teladan buat pembangunan pariwisata Indonesia, Melalui Bali,
pemeritah pusat terus memajukan pariwisata potensial di kepulauan indonesia
lainnya.
Komentar
Posting Komentar