GEOFEATURE BATUR UNESCO GLOBAL GEOPARK
GEOFEATURE
BATUR UNESCO GLOBAL GEOPARK
BGF-01. Ropy lavas of 1849
Pada permukaan lava pahoehoe seringkali
ditemukan sejumlah lipatan kecil menyerupai tali. Proses pembentukannya terjadi
karena adanya dorongan aliran lava dari bagian bawah yang masih sangat panas
dan cair atau karena lava tersebut berada pada suatu landaian. Aliran lava di
bagian bawah ini mempengaruhi kulit lava bagian atas yang sudah mulai mendingin
dan bersifat plastis, sehingga kulit lava pada bagian atas seolah-olah berkerut
membentuk lipatan kecil seperti tali. Permukaan lava yang mempunyai kerutan atau
lipatan seperti tali ini disebut sebagai lava tali atau “ropy lava” Pada suatu
lembah yang sempit, aliran lava pada ke dua sisi aliran dapat terhambat oleh
dinding lembah, sementara pada bagian tengah aliran tidak ada hambatan,
sehingga bentuk lipatan tali tadi akan melengkung yang pada akhirnya dapat
dijadikan indikasi arah aliran.
BGF-02. Aa lavas
Lava aa umumnya tidak cepat membeku. Oleh karena
itu alirannya seringkali nampak dari permukaan. Kecepatan aliran lava tidak
sama. Secara vertikal; bagian atas lava mengalir lebih cepat dari pada bagian
bawahnya karena lava pada bagian atas lebih encer; sementara lava di bagian
bawah selain lebih kental juga sedikit tertahan oleh permukaan tanah atau
permukaan batuan yang telah ada sebelumnya. Secara horizontal, aliran lava
lebih intensif di bagian tengah, sementara di ke dua sisinya lebih lambat.
Karena itu, ke dua sisi aliran lava lebih cepat membeku dari pada bagian
tengahnya. Pembekuan lava ini menjadi endapan lava. Ketika lava yang mengalir
lebih banyak, maka akan terjadi limpahan aliran lava, sehingga endapan lava di
ke dua sisi alur aliran semakin tinggi. Ketika erupsi berhenti lava di bagian
tengah alur aliran akan habis mengalir meninggalkan jejak aliran yang disebut
sebagai “aa channel”.
BGF-03.
Clinker / Slag
Fragmen yang terdapat pada permukaan lava aa disebut “clinker” atau “slag”. Lava aa terkadang menunjukkan perlapisan yang terdiri dari fragmen lava. Lava aa ini terjadi pada lava sangat kental, di mana permukaannya terpecah-pecah menjadi fragmen karena pengaruh aliran lava di bagian bawahnya. Pada saat pemisahan fragmen tersebut terjadi gaya tarik-menarik antar fragmen karena sesungguhnya antara satu fragmen dengan yang lainnya dalam kondisi lengket. Fragmen yang lengket itu satu dengan yang lainnya terus tarik menarik sehingga pada akhirnya terpisah membentuk permukaan yang runcing-runcing (duri lava).
BGF-04. Vesicular dan Scoreaceous Lavas
Pada bagian dalam, lava lebih lama dalam
kondisi cair sehingga kandungan gasnya akan lebih banyak yang terlepas. Pada
bagian luar, lava lebih cepat membeku sehingga kandungan gasnya akan lebih
banyak yang terperangkap. (Lava merupakan cairan kental sehingga gas sulit
keluar). Oleh sebab itu bagian dalam suatu aliran lava biasanya lebih bersifat
kompak dan masif; sedangkan pada bagian permukaannya berongga. Rongga di
dalam lava ini disebut “vesicles”, sedangkan lavanya disebut lava berongga atau
lava vesikuler.
BGF-05. Spatter Cones, Hornitoes, Tumuli,
and Driblet Spires
“Hornitos” atau (“driblet spires”) yaitu
bentuk lava yang mencuat ke atas dengan permukaan runcing, tidak berbentuk
kerucut. Bentuk ini terjadi karena gas yang masih panas di bagian bawah keluar
melalui rekahan membawa bercak lava. Bercak lava ini kemudian terlaskan dan
akhirnya membeku dengan bentuk yang tidak beraturan.
“Tumuli”
Pada lava terkadang dijumpai bukit kecil
menyerupai kubah. Bukit ini terbentuk karena proses yang sama dengan
pembentukan “pressure ridges”, tetapi pada permukaannya terdapat retakan yang
terbuka; seringkali lava dari bagian bawah naik melalui retakan tersebut
membentuk “squeezed up” yang akhirnya mengalir ke lereng. Bukit yang terbentuk
karena proses seperti ini disebut “tumuli”.
BGF-06. Lava Pipe dan Lava Spiracle
Apabila aliran lava
melewati permukaan yang basah, maka kandungan air dari permukaan akan berubah
menjadi uap panas bertekanan tinggi. Uap panas ini menekan dan masuk ke dalam
bagian bawah lava membentuk rongga vertikal seperti pipa, disebut sebagai
rongga pipa atau “pipe vesicles”. Ujung bagian atas biasanya melengkung sesuai
dengan arah aliran lava. Apabila bagian dasar lava tersebut keras, maka uap
panas bertekanan tinggi tadi akan meledak yang menyebabkan terbentuknya rongga
menyerupai silinder yang tidak beraturan, rongga seperti ini disebut
“spiracle”.
BGF-07. Lava
Balls (Accretionary Lava Balls atau Snowball lava) dan Slab
Pada beberapa aliran
lava aa, di atas “clinker” atau menyatu dengan “clinker” seringkali ditemukan
bola lava atau (“Accretionary Lava Balls”). Bola lava ini terbentuk oleh
fragmen yang padat yang awalnya berupa “clinker” atau fragmen lainnya yang
terlepas dari dinding lava, kemudian menggelinding di atas lava. Pada
saat menggelinding, material lava yang dilaluinya menempel pada fragmen
tersebut, sehingga makin jauh menggelinding makin besar ukurannya dengan bentuk
yang relatif bundar. Fragmen bundar yang menjadi besar ini disebut bola lava
atau “Accretionary Lava Balls”.
BGF-08. Pillow
Lavas and Bolster Lavas
Lava yang
diendapkan di dalam air akan mempunyai bentuk elips berukuran puluhan cm sampai
beberapa meter yang nampak terpisah antara satu dengan yang lainnya. Bentuk
elips beragam, mulai dari seperti matras, karung, bola, balon dan lainnya,
secara umum dikenal dengan sebutan lava bantal atau (“pillow lavas”).
BGF-09. Lava
Toes atau Pahoehoe Toes dan Lava Talus
Geosite ini terletak di
sisi tenggara dari Gunung Batur. Pada lokasi ini dijumpai kenampakan lava
pahoehoe dengan warna hitam, struktur vesikular, dengan kristal afanitik. Lava
ini memiliki kenampakan khas dengan permukaan yang halus dan terlihat
kenampakan lava lobe dan terlipat. Lava pahoehoe yang terbentuk dihasilkan dari
produk erupsi tahun 1849 dengan komposisi basalt. Lava pahoehoe memiliki
viskositas yang rendah diakibatkan karena memiliki kandungan gas/fluida tinggi
yang belum keluar selama proses kristalisasi.
Lava pahoehoe
dihasilkan ketika lava bergerak dengan lambat, sehingga bagian luar dari lava
dapat mendingin dengan baik sehingga menghasilkan permukaanlava yang halus, dan
terkadang dapat terlipat membentuk struktur seperti tali.
“Pahoehoe toe”
Lava yang masih
cair dari bagian dalam menekan tepian lava yang bersifat plastis. Oleh karena itu, tepi aliran lava tidak menipis melainkan tetap tebal dan
lebih tinggi dari sekitarnya. Apabila tepi aliran lava tersebut daya
elastisitasnya terlampaui, maka akan terjadi retakan dan lava dari bagian dalam
akan menerobos melalui retakan tersebut, membentuk jari lava atau “finger like”
lava, dikenal dengan “pahoehoe toe”.
BGF-10. Lava Talus
Pada aliran lava (pahoehoe), bagian dasar
lava mengalir lebih lambat dari pada bagian atasnya, sehingga ujung lava
semakin tegak sampai akhirnya menjadi tidak stabil kemudian sebagian lava mulai
terpisah dari tubuh lava utamanya dan akhirnya jatuh. Oleh sebab itu di
muka arah aliran lava seringkali terdapat fragmen lava mulai ukuran butiran
sampai bongkah. Fragmen
lava ini dikenal sebagai talus lava.
BGF-11. Lava Tubes
atau Lava Tunnels
Terowongan lava merupakan salah satu fitur aliran
lava hasil erupsi Gunung Batur. Lava ini umumnya memiliki tipe lava aa yang
tersusun atas material basaltik. Permukaan lava ini sangat tidak teratur,
memperlihatkan retakan, pecahan, atau bongkahan pada bagian permukaannya,
akibat pendinginan awal. Terowongan lava ini terbentuk akibat adanya pergerakan
cairan bagian inti lava, sedangkan bagian permukaan lava telah mengalami
penginginan terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan terbentuknya terowongan di
dalam lava.
Lava tube atau gua lava terbentuk dari aliran
lava di bagian dalam, sementara bagian luarnya telah membeku. Hal ini terjadi
apabila pusat erupsi tidak mengeluarkan lava lagi sehingga aliran lava di
bagian dalam akan menjadi ruang kosong (gua) atau “lava tube”. Atap gua lava
biasanya melengkung sedangkan bagian dasarnya datar. Aliran lava terakhir
biasanya lebih kental (lava aa) sehingga dasar gua lava biasanya terdiri dari
“clinker” lava aa.
BGF-12. Lava
Stalactites
Stalaktit pada gua lava terbentuk dari tetesan
lava. Tetesan ini berasal dari lava yang masih cair di atas atap gua yang
merembes melalui retakan atap gua dan membeku sebelum jatuh ke lantai.
Stalaktit juga dapat terbentuk dari lava kental yang tertinggal pada atap gua
ketika permukaan aliran lava menurun. Proses lainnya terbentuk dari pelarutan
kembali sebagian atap gua akibat panas dari gas yang keluar dari aliran lava di
dalam lorong gua. Tetesan lava dari atap gua ini apabila jatuh ke lantai dapat
membentuk stalagmit.
BGF-13. Lava Steptoe
“Slab”
Kadangkala aliran lava pahoehoe di bagian
bawah menyeret permukaan lava yang telah membeku sehingga permukaan lava retak
dan kemudian pecah menjadi sejumlah lempengan yang dikenal sebagai “slab”.
Karena lava di bagian bawah terus mengalir, lempengan lava yang terbentuk tadi
terus bergerak dan bertabrakan satu dengan yang lainnya sehingga terungkit dan
atau terangkat. Lempengan lava ini masih mencerminkan lava pahoehoe, bagian
atas permukaannya halus atau sedikit terkerut sementara pada bagian bawahnya
terdapat tetesan lava yang telah membeku. Di bawah lempengan
lava yang terangkat tadi, permukaannya dipenuhi duri-duri lava yang lebih
mencerminkan lava aa (“clinker”). Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan
kekentalan lava, dari lava encer (lava pahoehoe), sejalan dengan penurunan
temperatur, berubah menjadi lava yang lebih kental (lava aa); atau dengan kata
lain, lava pahoehoe yang menampakkan lempengan di permukaannya merupakan lava
peralihan dari lava pahoehoe ke lava aa.
“Pressure Ridges”
Permukaan lava dapat terangkat membentuk bukit yang bundar atau elips akibat tekanan aliran lava dari arah belakang secara horizontal. Bukit yang terbentuk karena proses tekanan ini disebut sebagai “pressure ridges”. Ketinggian bukit elips atau “antiklin” itu juga dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik dari lava cair dibawahnya.
“Squeezed Up”
Pada permukaan lava
akan terdapat berbagai retakan. Retakan ini terjadi karena pengkerutan pada
saat pendinginan dan karena tekanan dari aliran lava di bagian bawah. Lava yang
masih bersifat cair di bagian bawah dapat naik karena tekanan hidrostatik.
Naiknya lava cair ini terkadang sampai ke luar permukaan membentuk bukit kecil
dengan permukaan melengkung berbentuk bundar atau elips atau juga membentuk
tonjolan tajam, disebut sebagai “squeezed up”.
Komentar
Posting Komentar