GAMBARAN UMUM KAB.BANGLI
I.
GAMBARAN
UMUM KAB.BANGLI
A.
Keadaan
Geografi
Kabupaten
Bangli terletak diantara 115º13’48” sampai 115º27’24” Bujur Timur dan 8º8’30”
sampai 8º31’87” Lintang Selatan. Posisinya berada ditengah-tengah Pulau Bali,
sehingga merupakan satu-satunya kabupaten yang tidak memiliki pantai/laut. Luas
wilayah Kabupaten Bangli sebesar 520,81km2 atau 9,25 % dari luas
Propinsi Bali dengan ketinggian dari permukaan laut antara 100-2.152 m, sehingga tanaman apa saja bias tumbuh di
daerah ini. Secara fisik di bagian selatan merupakan dataran rendah
dan bagian utara merupakan pegunungan. Puncak tertinggi adalah Puncak
Penulisan, terdapat Gunung Batur dengan kepundannya Danau Batur yang memiliki
luas sekitar 1.067,50 Ha. Jarak dari ibukota Kabupaten ke ibukota Propinsi
sekitar 40 km.
Bila dilihat dari penggunaan tanahnya, dari luas wilayah
yang ada sekitar 2.855 Ha merupakan lahan sawah, 25.102 Ha merupakan lahan
kering, 9.241 Ha merupakan hutan Negara, 11.706 Ha merupakan tanah perkebunan
dan sisanya seluas 3.045 Ha merupakan lahan lain-lain (jalan, sungai dan
lain-lain).
Kabupaten Bangli sebagian besar daerahnya merupakan
dataran tinggi, hal ini berpengaruh terhadap kedaaan iklim, yang menyebabkan
curah hujan didaerah ini relatif tinggi.
B. Keadaan
Demografi
Secara
administratif Kabupaten Bangli terbagi menjadi 4 (empat) kecamatan yaitu :
Kecamatan Bangli, Kecamatan Susut, Kecamatan Tembuku dan Kecamatan Kintamani.
Dari luas Kabupaten Bangli tersebut, terdiri dari 65 Desa, 4 Kelurahan dan 315
Dusun/Lingkungan serta 153 Desa Adat.
Berdasarkan
sensus penduduk tahun 2004 jumlah penduduk Kabupaten Bangli adalah 210.103 jiwa
dengan kepadatan penduduk rata-rata 403 jiwa/km2 dan laju
pertumbuhan penduduk tahun 2003-2004 sebesar 0,41% dan sex rationya adalah
99,60.
Kemudian
untuk perkembangan PAD Kabupaten Bangli pada tahun 2000-2004 dapat digambarkan
antara 2,5 milyar sampai 7,3 milyar. Sedangkan PAD Kabupaten Bangli Tahun 2005
adalah sebesar Rp. 7.851.390.195,36. APBD Kabupaten Bangli Tahun Anggaran 2000-2005 berkisar antara 56 milyar
sampai dengan 292 milyar yang meliputi BAU dan BOP serta Biaya Modal. Untuk
tahun 2006 penerimaan asli daerah Kabupaten Bangli dirancang sebesar Rp. 7.577.043.500
yang bersumber dari pajak, retribusi, bagian laba BUMD dan lain-lain yang sah.
Kabupaten Bangli mempunyai potensi yang cukup besar dibidang kepariwisataan,
namun sebagian potensi tersebut belum sepenuhnya dikelola dan dimanfaatkan
secara maksimal.
Sebagian
besar kondisi/keadaan alamnya bergunung-gunung terutama dibagian utara tepatnya
di Kecamatan Kintamani dan Kecamatan lainnya memiliki daerah yang lebih datar
seperti Kecamatan Tembuku, Bangli dan Susut. Memperhatikan potensi pariwisata
di Kabupaten Bangli yang cukup besar dan sepenuhnya memungkinkan untuk
dikembangkan, maka sangat perlu diadakan kebijakan serta langkah-langkah dalam
usaha meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), namun tidak terlepas dari
partisipasi masyarakat dalam pembangunan, memelihara, melestarikan serta
meningkatkan daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bangli.
II.
VISI DAN MISI DINASKEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KAB. BANGLI
1. Visi : Terwujudnya pembangunan pariwisata yang dijiwai
oleh kebudayaan daerah, guna dapat meningkatkan ekonomi masyarakat berdasrkan “Tri Hita Karana”
2. Misi :
-
Meningkatkan
kualitas kesenian daerah melalui berbagai kegiatan pembinaan dalam rangka
pengembangan kebudayaan daerah.
-
Melestarikan
berbagai peninggalan purbakala, peninggalan sejarah dan adat istiadat serta
warisan budaya lainnya guna terwujudnya Ajeg Bali.
-
Meningkatkan
kualitas obyek-obyek dan daya tarik wisata yang telah berkembang dan
mengembangkan potensi obyek dan daya tarik wisata baru yang belum berkembang.
-
Meningkatkan kesadaran masyarakat terutama pelaku
pariwisata melalui berbagai penyuluhan dan pembinaan.
-
Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik nusantara
maupun mancanegara melalui pemasaran ODTW yang lebih intensif dan tepat
sasaran.
-
Meningkatkan kualitas SDM dan sarana prasarana aparatur.
III. ARAH KEBIJAKAN DAERAH KAB. BANGLI
Pembangunan
daerah Kabupaten Bangli bertumpu pada sektor pertanian, pariwisata dan industri
kecil. Pariwisata dianggap sebagai sektor andalan yang diharapkan mampu
menggalakkan kegiatan ekonomi dan sektor-sektor lainnya, sehingga dapat
meningkatkan lapangan kerja. Kesempatan berusaha, pendapatan masyarakat,
pendapatan daerah dan negara serta meningkatkan penerimaan devisa.
Pembangunan
pariwisata dilaksanakan dengan memanfaatkan kekayaan alam dan keanekaragaman
budaya, dengan tetap mempertahankan kepribadian bangsa, memupuk rasa cinta
tanah air, serta memperhatikan kelestarian dan fungsi lingkungan hidup. Untuk
mencapai hal tersebut diatas, maka dilakukan upaya pengembangan dan
pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan secara optimal.
Arah
kebijaksanaan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Bangli adalah pembangunan
pariwisata budaya yang berwawasan lingkungan dan dijiwai agama Hindu melalui
pengembangan dan diversifikasi obyek, daya tarik, atraksi wisata sesuai dengan
potensi dan keunikan daerah serta dengan meningkatkan kesadaran dan peran aktif
masyarakat.
Tujuan yang ingin dicapai
dalam pembangunan pariwisata di Bangli adalah:
1.
Untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan
masyarakat dan daerah.
2.
Menumbuhkan
kehidupan ekonomi daerah.
3.
Memperkenalkan budaya dan keindahan alam Bangli.
4.
Mempertahankan nilai-nilai agama, moral, citra dan
kepribadian bangsa.
Sasaran pembangunan pariwisata di
Bangli adalah :
1.
Meningkatkan
jumlah kunjungan wisatawan.
2.
Meningkatkan
lama tinggal dan pengeluaran wisatawan
3.
Pengembangan
pariwisata berkualitas.
4.
Pemerataan
pembangunan kepariwisataan sesuai dengan potensi dan daya dukung yang dimiliki.
Arah dan Kebijakan dalam pembangunan
kebudayaan di Kabupaten Bangli adalah :
a.
Mengembangkan
dan membina kebudayaan daerah yang dijiwai oleh Agama Hindu dan nilai luhur
budaya bangsa, yang merupakan bagian dari Kebudayaan Nasional, mengembangkan
sikap kritis dan selektif terhadap nilai-nilai budaya dalam rangka memilah
nilai budaya yang kondusif dan serasi untuk menghadapi tantangan pembangunan
daerah dimasa depan serta memantapkan pemahaman dan pengamalan nilai budaya
yang luhur dan beradab agar lebih kuat mengakar di masyarakat.
b.
Meningkatkan
peranan lembaga adat dan lembaga-lembaga tradisional lainnya sebagai perwujudan
pemberdayaan masyarakat.
c.
Mengembangkan
dan melestarikan serta menggali kesenian daerah Bali
untuk memperkaya keanekaragaman budaya bangsa didukung oleh iklim serta sarana
dan prasarana yang memadai, dan mengupayakan pengiriman kesenian ke luar negeri
dalam rangka diplomasi kebudayaan serta dalam rangka promosi pariwisata.
Dalam menunjang visi, misi dan kebijakan diatas telah
ditetapkan beberapa strategi pembangunan dalam fungsi kebudayaan dan
pariwisata. Adapun strategi pembangunan kebudayaan dan pariwisata di Kabupaten
Bangli adalah sebagai berikit :
1.
Mengembangkan
muatan lokal tentang kebudayaan dan pariwisata untuk seluruh jenjang pendidikan
umum maupun khusus, dalam rangka meningkatkan jati diri dan aspresiasi terhadap
tanah air, bangsa dan budaya dalam mengakomodasi secara kritis, selektif
masuknya unsure budaya asing.
2.
Memposisikan
pengembangan SDM sebagai prioritas utama untuk mendukung tercapainya sarana
pembangunan kebudayaan dan pariwisata.
3.
Pengembangan
produk kebudayaan dan pariwisata yang beragam sesuai dengan identitas daerah
atau wilayah untuk meningkatkan pangsa pasar global dan retribusi pasar
domestik.
4.
Pelembagaan
budaya ramah lingkungan dan kemitraan, dalam rangka pemeliharaan lingkungan dan
budaya sebagai aset bangsa dan sumber daya wisata dan meningkatkan peranan
masyarakat.
5.
Reposisi
citra pariwisata Indonesia
melalui berbagai upaya promosi terpadu, peningkatan peran dan fungsi media
center serta mengembangkan system informasi pemasaran mutakhir, terpadu dan
berorientasi global (Elektronik Marketing).
6.
Meningkatkan
pemasaran pariwisata dalam negeri (Nusantara).
7.
Melestaraikan
kebudayaan daerah.
IV.
PROGRAM PEMBANGUNAN DAN KEGIATAN DAERAH
A.
Program Pembangunan dan Kegiatan Daerah di Fungsi Pariwisata
:
1. Program
Pengembangan diversifikasi obyek, daya tarik dan atraksi wisata.
a.
Mengembangkan obyek Eko Wisata di Bukit Bangli.
b.
Meningkatkan Agro Wisata Kopi dan Jeruk.
c.
Menata obyek wisata Tradisional Desa Pekraman Trunyan.
d.
Membuat jalan lingkar obyek eko wisata Bukit Bangli.
e.
Mengembangkan obyek wisata baru yang belum dikembangkan.
f.
Melaksanakan
pembangunan Museum Gunung Api Batur.
2.
Program Pemberdayaan pelaku bisnis pariwisata.
a.
Melaksanakan Pembinaan kepada pelaku bisnis pariwisata.
b.
Melaksanakan Penyuluhan dan pembentukan kelompok Sadar
Wisata.
3.
Program
Peningkatan SDM Kepariwisataan.
a.
Melaksanakan
Study Banding
b.
Melaksanakan
pemilihan Jegeg/Bagus.
4.
Program Peningkatan Kualitas Promosi Budaya Pariwisata
Melaksanakan Promosi Kepariwisataan
5.
Program
Penertiban Usaha-usaha Kepariwisataan
Menyusun Ranperda tentang Usaha-usaha Kepariwisataan
B. Program Pembangunan dan Kegiatan Daerah Fungsi Kebudayaan
:
1.
Program Peningkatan Bahasa Daerah secara baik dan benar.
a.
Melaksanakan pembinaan penggunaan bahasa daerah secara
baik dan benar.
b.
Menyamakan pedoman penggunaan bahasa daerah secara baik
dan benar.
c.
Melaksanakan pembinaan sastra dan aksara Bali kepada
masyarakat dan Sekaa Teruna.
d.
Melaksanakan penyuluhan bahasa dan sastra Bali.
2.
Program Pembinaan
kesenian daerah.
a.
Melaksanakan kesenian daerah melalui parade kesenian
untuk pemberdayaan sekaa-sekaa kesenian di Kabupaten Bangli.
b.
Mengadakan
parade lomba kesenian tradisional guna meningkatkan kualitas.
c.
Memberikan
penghargaan kepada Seniman di Kabupaten Bangli.
d.
Melestarikan kesenian yang hampir punah.
e.
Melaksanakan PKB tingkat Kabupaten dan Propinsi.
f.
Melaksanakan
pementasan tingkat Regional maupun Nasional.
3.
Program
Pendataan Kesenian Daerah.
Melaksanakan
inventarisasi kesenian daerah yang ada di Kabupaten Bangli.
4.
Program Pelestarian peninggalan Purbakala, Cagar Budaya
dan benda budaya lainnya.
a.
Melaksanakan survey dan dokumentasi benda-benda
Purbakala, Cagar Budaya dan benda budaya lainnya.
b.
Membangun
Museum Barong di Kabupaten Bangli.
5.
Program
Pelestarian nilai Desa Tradisional, Desa Pekraman dan lembaga Sekaa Teruna.
a.
Melaksanakan lomba Desa Pekraman dan lomba Sekaa Teruna.
b.
Mengadakan
penataran Sekaa Teruna.
c.
Mengadakan buku petunjuk pedoman pengembangan Desa
Pekraman.
d.
Mengadakan
pembinaan kepada Desa Tradisional.
6.
Program Peningkatan sarana dan prasarana kantor.
a.
Mengadakan sarana prasarana kantor.
b.
Melaksanakan Rehab
gedung.
7.
Program Pelestarian Pengembangan Kebudayan Daerah.
a.
Melaksanakan pembinaan kepada tokoh agama dan adat
melalui kerjasama dengan lembaga keagamaan dan adat.
b.
Melaksanakan monitoring dan evaluasi bantuan sosial
budaya.
c.
Melaksanakan pembinaan Sekaa Pesantian di Kabupaten
Bangli.
8.
Program Pelestarian dan Pengembangan Kebudayan Daerah.
a.
Melaksanakan pembinaan kelembagaan subak sawah dan subak
abian.
b.
Melaksanakan pembinaan dan lomba subak.
c.
Bantuan dana kelembagaan subak.
d.
Bantuan kesejahteraan bagi kelian subak.
9.
Program pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Daerah.
Memberikan bantuan dana IPAIR terhadap subak sawah dan bantuan rehab
pura-pura subak.
Namun demikian pembangunan pariwisata Kabupaten Bangli
tetap dilanjutkan sesuai dengan arah pembangunan daerah lima tahun kedepan
adalah mewujudkan Kabupaten Bangli yang sejahtera mandiri yang “sewya kerti “
berdasarkan Tri Hita Karana yang bertujuan pada 4 (empat) pilar utama
yaitu :
1.
Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
2.
Stabilitas Daerah/Nasional yang sehat dan dinamis.
3.
Pertumbuhan
ekonomi yang tinggi.
4.
Supremasi
Hukum yang adil.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 22
Tahun 1999 dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 mengisyaratkan bahwa Tatanan
Perubahan dalam Pemerintahan dimana Pemerintah Daerah Propinsi, Kota/Kabupaten
memperoleh kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri masing-masing.
Tentu setiap Daerah akan berusaha untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia dan
alamnya yang bersifat fundamental dan multidimensi tidak hanya sebatas pada
bidang politik, ekonomi tetapi juga dalam bidang pariwisata.
Sehubungan
dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi terkait dengan
kewenangan di bidang kepariwisataan telah dilakukan kesepakatan-kesepakatan
didalam melaksanakan kewenangan dalam bidang pariwisata antara Pemerintah
Propinsi dengan Kabupaten melalui rapat yang diselenggarakan pada tanggal 31
Juli 2001, dimana dalam rapat tersebut telah berhasil menelorkan kesepakatan
untuk penataan pelaksanaan kewenangan di bidang pariwisata yang menjadi
kewenangan Kabupaten antara lain :
1.
Urusan
Obyek Wisata
2.
Urusan
Wisata Tirta yang berlokasi bersifat stasioner (local)
3.
Urusan
Mandala wisata
4.
Urusan
Perkemahan
5.
Urusan
Rekreasi dan Hiburan Umum
6.
Urusan
Hotel Melati
7.
Urusan
Pondok Wisata
8.
Urusan
Penginapan Remaja
9.
Urusan
Restaurant
10. Urusan Rumah Makan
11. Urusan Jasa Boga
12. Urusan Bar
13. Urusan Promosi di Daerah
Akan
tetapi sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tentang pelaksanaan kewenangan di
bidang pariwisata yang menjadi kewenangan Kabupaten tersebut, selama ini belum
dituangkan dalam suatu Perda/SK.Gubernur . Namun Kabupaten Bangli melalui Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangli sebagai pelaksana tugas di Daerah, telah
membuat rancangan Peraturan Daerah antara lain :
1.
Rancangan Peraturan Daerah tentang Usaha Restaurant,
Rumah Makan, Bar dan Kafe.
2.
Rancangan
Peraturan Daerah tentang Hotel Melati.
3.
Rancangan Peraturan Daerah tentang Usaha Pondok Wisata
4.
Rancangan Peraturan Daerah tentang Perijinan Usaha
Kepariwisataan lainnya,
Dengan adanya perubahan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999
dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 menjadi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, maka kewenangan Daerah Kabupaten/Kota
tidak menjadi sempit.
V.
POTENSI PARIWISATA KABUPATEN BANGLI
1. Obyek dan Daya Tarik Wisata yang
dibedakan menjadi tiga kategori yaitu :
-
Yang
sudah berkembang sebanyak 5 buah
-
Yang
sedang berkembang sebanyak 7 buah
-
Yang
belum berkembang sebanyak 21 buah (data terlampir)
Memperhatikan
potensi pariwisata di Kabupaten Bangli yang cukup besar dan kemungkinan
sepenuhnya dapat dikembangkan, maka diperlukan langkah-langkah tertentu serta
pembinaan untuk meningkatkan daya tarik dan peningkatan fasilitas/prasarana
transportasi yang dapat menunjang pariwisata.
Pengusahaan
obyek dan daya tarik wisata meliputi kegiatan membangun serta mengelola obyek
dan daya tarik wisata beserta penyediaan fasilitas dan prasarana dan sarana
yang ada. Di Kabupaten Bangli obyek dan
daya tarik wisata yang sudah dikembangkan antara lain :
a. Obyek
dan daya tarik wisata Batur.
b. Obyek
dan daya tarik wisata Trunyan.
c.
Obyek
dan daya tarik wisata Kehen.
d.
Obyek
dan daya tariki wisata Desa Adat Penglipuran.
e.
Obyek
dan daya tarik wisata Penulisan.
a. Obyek dan daya tarik wisata Batur.
Obyek dan daya tarik wisata Batur merupakan obyek wisata
yang sangat menarik dengan Gunung dan Danau Baturnya. Obyek ini letaknya kurang
kebih 27 km dari kota Bangli, atau kurang lebih 67 km dari Ibukota Propinsi Bali
dengan ketinggian lebih kurang 1.717 m dari permukaan laut dengan temperature
antara 16ºC sampai dengan 22ºC.
Disekitar Danau Batur terdapat desa-desa yang mempunyai
pengembangan kebudayaan dan
pariwisata yang cukup tinggi antara lain Desa Trunyan, Desa Kedisan,
Desa Buahan, Desa Songan dan Desa Batur.
Obyek Wisata Batur merupakan obyek wisata dengan panorama
yang indah dan telah dikenal oleh wisatawan mancanegara. Pada obyek wisata ini
terdapat Pura Batur (Pura Ulun Danu Batur), pura ini berada pada ketinggian
kurang lebih 900 m dari atas permukaan laut. Pura Batur terletak di Desa Batur,
Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Panorama sekitarnya sangat indah dimana sebelah timur
pura tersebut nampak Gunung Batur dengan sisa-sisa laharnya yang hitan serta
Danau Batur membentang jauh dibawahnya.
Nama Pura Batur berasal dari nama Gunung Batur yang
diemong oleh Desa Batur dan merupakan Pura Sad Khayangan Jagat. Sebelum
meletusnya Gunung Batur yaitu pada tahun 1917, pura tersebut berada dikaki
sebelah barat daya Gunung Batur dan kemudian akibat kerusakan yang ditimbulkan
oleh letusan Gunung Batur ini, maka pura bersama desa dipindahkan keatas
seperti yang terlihat sekarang.
Sejarah Pura Batur
Sumber-sumber yang menyebutkan tentang sejarah Pura Batur
adalah Lontar Kesumadewa, Lontar Usana Bali dan Lontar Raja Purana Pura Batur.
Angka tahun yang pasti menyebutkan pendirian Pura Batur itu tidak ada, sehingga
hanya perkiraan berdasarkan lontar tersebut diatas dipakai ancer-ancer.
Dalam Lontar Usana Bali ada disebutkan nama Senapati
Kuturan, dan kalau yang dimaksud itu Mpu Kuturan maka itu berarti bahwa Pura
Batur itu sudah ada sejak jaman Mpu Kuturan, dimana beliau hidup pada abad ke X
sampai permulaan abad ke XI.
Melihat dari banyaknya pura/pelinggih yang ada serta luas
komplek pura, maka dapat diperkirakan bahwa Pura Batur adalah Pura Penyiwian
Raja-raja yang berkuasa di Bali dan sekaligus merupakan Pura Khayangan Jagat.
Adapun yng diistanakan di Pura Batur adalah Dewi Danu seperti apa yang
disebutkan dalam Lontar Usana Bali.
Pura Batur merupakan pura tempat umat Hindu di Bali
khususnya Bali Tengah, Utara dan Timur untuk memohon keselamatan yang
menyangkut pertanian, sehingga pada waktu Puja Wali yang jatuh pada Purnamaning
Kedasa seluruh umat terutama para Kelian Subak Sedahan-sedahan yang dating ke
Pura Batur menghaturkan “Sawinih”.
Status Pura Batur adalah Sad Khayangan seperti yang
disebutkan dalam Lontar Widhi Sastra, Lontar Raja Purana dan Babad Pasek Kayu
Selem, dimana tiap pelinggih mempunyai piodalan sendiri, disamping keseluruhan
diadakan Puja Wali setahun sekali yang dinamai “ Ngusaba Kedasa”.
b. Obyek dan daya tarik wisata Trunyan.
Desa Trunyan terletak kurang lebih 5 km dari Desa Kedisan
atau kurang lebih 32 km dari kota Bangli atau 70 km dari Denpasar. Desa Trunyan
adalah salah satu Desa Bali Asli (Bali Aga), disebut demikian karena penduduk
disana merupakan penduduk asli yang beragama Hindu, sedangkan lingkungan
alamnya merupakan lingkungan alam pegunungan karena terletak di lereng Gunung
Batur yaitu di sebelah timur Danau Batur.
Untuk mencapai desa tersebut dapat ditempuh dengan jalan
kaki, atau menyebrang melalui Danau Batur dari Desa Kedisan dengan
mempergunakan perahu motor/boat dengan lama perjalanan kurang lebih 30 menit.
Desa Trunyan mempunyai suatu keunikan yaitu system
penguburan jenazah yang jauh berbeda dengan desa-desa lainnya di Bali. Mayat
warga yang meninggal hanya ditutup dengan kain kemudian ditaruh dikuburan tanpa
dikubur yang disebut mepasah, yang
tengkorak dan kerangkanya masih banyak yang utuh sampai sekarang.
Sistem tersebut didasarkan atas mitologi, bahwa disana
pada jaman dahulu khawatir akan bau harum itu tercium sampai ke sorga, maka
beliau memerintahkan rakyat agar tidak mengubur mayat-mayat warga yang
meninggal sehingga akan terciumlah bau busuk, namun akibat bau harum tersebut
bau busuk dari mayat-mayat warga tidak tercium lagi.
Pura pancering Jagat
Pura Pancering Jagat terletak di Desa Trunyan, Kecamatan
Kintamani, Kabupaten Bangli. Mengenai nama pura kemungkinan diambil dari sebuah
Arca Batu Megalitik yang sangat besar, oleh masyarakat Trunyan disebut “Ratu
Gede Pancering Jagat”. Kemudian pura ditempat tersimpannya Arca Batu atau Arca
Ratu Gede Pancering Jagat dinamai “Pura Pancering Jagat”.
Aadapun status pura adalah Dang Khayangan yang mengandung
arti cikal bakalnya dari Desa Trunyan. Pura Pancering Jagat disungsung
oleh masyarakat Trunyan sebagai penyungsung pengarep (utama). Penyungsung yang
berasal dari luar Desa Trunyan adalah Desa Batur, Bayung Gede, Suter, Landih,
Abang, Paleg dan Tianyar.
Melihat keunikan dari Desa Trunyan maka desa tersebut
atau obyek dan daya tarik wisata Trunyan sangat perlu mendapat perhatian
terutama masalah sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang lainnya.
c. Obyek
dan daya tarik wisata Kehen.
Pura
Kehen terletak dikaki sebelah selatan Bukit Bangli, tempat disekitar Pura Kehen
bernama Pekuwon yaitu suatu komplek perkampungan kecil diujung timur laut kota Bangli. Pura Kehen
berdiri megah dan berteras-teras menghadap ke selatan dihadapannya terdapat
jalan dan diseberangnya terdapat pura kecil bernama Pura Penyimpanan salah satu
bagian dari komplek Pura Kehen.
Dibelakang
pura merupakan peladangan penduduk serta lereng-lereng Bukit Bangli yang
merupakan panorama yang indah dan menarik. Pura Kehen berasal dari kata “Keren”
yang artinya tempat api dan pada jaman Bali Kuno di Bali nama Dang Khayangan
Api, sehingga status pura adalah Dang Khayangan.
Sejarah Pura Kehen
Sejarah
Pura Kehen adalah suatu pura kuno dimana tersimpan tiga buah Prasasti antara lain
:
§
Prasasti
I diperkirakan dari abad ke IX Masehi yang menyebutkan Hyang Api, Hyang
Karimana, Hyang Tanda serta nama-nama Biksu mempergunakan Bahasa Sansekerta.
§ Prasasti
II mempergunakan Bahasa Jawa Kuno menyebutkan “Sang Senopati Kuturan”.
§ Prasasti
III mempergunakan Bahasa Kuno angka tahun 1204 Masehi menyebutkan nama-nama
Hyang Kehen yang memerintah pada tahun tersebut adalah Raja Betara Guru Sri
Adikunti Katana.
Dari data Prasasti tersebut adapat diambil suatu petunjuk
bahwa Hyang Api dalam Prasasti I berubah nama menjadi Hyang Kehen. Dalam
Prasasti ini dimana Kehen sama dengan Kehen sama dengan Tungku Api. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pada adab ke IX Masehi pura tersebut telah
didirikan dan sampai adab ke XII Masehi masih mendapat perhatian raja.
Obyek dan daya tarik wisata Kehen merupakan panorama yang
sangat indah dan merupakan tempat peninjauan, dan perlu mendapat penataan serta
pengembangan guna meningkatkan arus kunjungan wisatawan, karena Pura Kehen
merupakan pura bersejarah sehingga dapat menarik wisatawan asing dan domestik.
d. Obyek dan daya tarik wisata Desa Adat Penglipuran.
Desa
tradisional Penglipuran terletak di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten
Bangli dengan ketinggian sekitar 600-700 m diatas permukaan laut, sehingga suhu
udaranya relative sejuk. Secara histories menurut para penglingsir/sesepuh,
dikatakan bahwa Penglipuran berasal dari “Pengeling Pura” yang artinya ingat
pada leluhur.
Hal
ini berasalan dimana leluhur masyarakat Penglipuran berasal dari Desa Bayung
Gede, Kecamatan Kintamani. Karena Desa Bayung Gede jaraknya agak jauh dari Desa
Penglipuran, maka masyarakat Desa Penglipuran membangun tempat-tempat
persembahyangan (pura) yang sama seperti di Desa Bayung Gede.
Kesimpulannya
bahwa masyarakat Penglipuran masih ingat kepada asal leluhur mereka. Ada juga yang berpendapat
bahwa Penglipuran berasal dari kata “Penglipur” yang artinya “Penghibur”,
dimana pada jaman dahulu para Raja sering menggunakan daerah ini sebagai tempat
untuk menghibur diri atau mencari ketenangan.
Desa
tradisional Penglipuran memiliki potensi budaya yang sampai sekarang tetap
dipelihara dengan baik. Potensi yang dimiliki berupa bangunan tradisi Bali yang merupakan cirri khas yang dimiliki oleh Desa
Tradisional Penglipuran sehingga sekarang menjadi desa tradisional Penglipuran.
Pada permulaan serta arsitekturnya yang khas sangat menarik untuk dinikmati.
Didesa ini juga terdapat sepetak karang yang disebut
“Karang Memadu”. Karang ini adalah tempat orang yang beristri lebih dari satu
(memadu). Awig-awig didesa ini melarang warganya memadu. Apabila melanggar akan
dikenakan sanksi sebagai berikut :
·
Suami dan istri yang muda harus tinggal dikarang memadu
tersebut.
·
Tidak
boleh melewati perempatan Penglipuran.
·
Tidak
boleh ke pura.
·
Sampai
sekarang awig-awig ini masih tetap dipatuhi.
Mata
pencaharian penduduknya sebagian besar adalah petani dan sebagian kecil sebagai
Pegawai Negeri. Demikian juga seni tari, seni ukir yang telah tumbuh dan
berkembang yang merupakan pelengkap potensi budaya yang ada di Desa Adat
Penglipuran ini.
Untuk
mencapai lokasi ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat
melalui jalan raya yang menghubungkan kecamatan Bangli dengan kecamatan
Kinatamani. Dari kota
Bangli ke utara sampai di Lingkungan Kubu yang jaraknya 5 km dan selanjutnya
belok ke barat tibalah di Desa Penglipuran ini. Pengunjung akan disambut oleh
warga desa dengan sikap yang sopan dan penuh keramah-tamahan.
Tugu Makam Taman PahlawanPenglipuran
Tugu
Makam Taman Pahlawan Penglipuran merupakan Tugu Kehormatan kepada para pejuang
Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Bangli dibawah pimpinan Kapten A.A.
Anom Mudhita yang gugur pada tanggal 20 Nopember 1947, tugu ini dibangun pada
tahun 1959 diatas tanah seluas 1,5 ha dengan bangunan berbentuk Tugu bersusun
sembilan beraksitektur Bali. Tugu ini dilengkapi dengan tempat parker, tempat upacara
dan Gedung Curayudha. Tuguini didirikan dilingkungan Penglipuran karena
disinilah Kapten A.A. Anom Mudhita wafat ditembak tentara NICA.
Hutan Bambu Penglipuran
Masih didalam kawasan Desa Adat Penglipuran terdapat
hutam bambu seluas 75 ha yang terdiri dari berbagai jenis bambu seperti bambu
petung, jajang, tali, talang dan lain-lain, yang merupakan bahan baku kerajinan
dan bangunan yang sangat khas. Untuk menikmati berbagai jenis bambu tersebut
telah dibuatkan jalan setapak.
e. Obyek
dan daya tarik wisata Penulisan.
Pura
Penulisan oleh masyarakat setempat kadang-kadang disebut Pura Tegeh, sedangkan
yang umum sering disebut Pura Pucak Penulisan. Kata tegeh berarti kehidupan yang
tinggi, dan secara analogi dapat diartikan sebagai sumber kehidupan. Pura Pucak
Penulisan yang sering disebut dengan “Wukir Pedelengan” yang berarti bukit
tempat memandang atau menoleh.
Penulisan
rupanya berasal dari kata “Tulih atau Toleh” dalam bahasa Indonesia kata toleh
mendapat awalan pa dan akhiran an kemudian menjadi kata “Petulihan” yang
artinya tempat menoleh. Pura Penulisan terletak pada ketinggian 1.745 m dari
atas permukaan laut, yang merupakan puncak yang terpisah dari deretan
pegunungan yang membentang dari barat ke timur ditengah-tengah pulau Bali .
Sejarah Pura Penulisan
Dalam
sejarah Pura Penulisan dipakai data
arkeologi berupa Prasasti dan arca-arca kuno dari beberapa periode serta hasil
wawancara dari orang-orang yang dipandang banyak mengetahui pura tersebut.
Sesuai
dengan Prasasti Pura Bukit Indra Kila A II yang berangka tahun caka 938 (1016
Masehi) bahwa orang-orang Pancanigayan (sekarang bernama Cenigaan) di dekat
Desa Dausa, Kecamatan Kintamani memohon kepada raja anak bungsu supaya mereka
dibebaskan dari kewajiban memuja Bhatari mandul di Bukit Penulisan Sukawana.
Bhatari Mandul adalah istri Raja Anak Wungsu yang telah wafat.
Penduduk
Sukawana wajib menghormati dan memelihara pura di Bukit Penulisan dan
permohonan penduduk Desa Pancanigayan tersebut diatas dikabulkan oleh sang
raja.
Prasasti Gunung Penulisan I tahun caka 933 menyebutkan
Mpu Bega Ananta.
Pada Prasasti Gunung Penulisan V tahun caka 1254
menyebutkan …….(Asu),ra ratna bhumi artinya yang dimaksud raja Bali kuno yang
berakhir pada ekspedisi Mahapatih kerajaan Majapahit yang bernama Gajah Mada
tahun 1343 Masehi ke Bali.
Dari uarian tersebut maka disimpulkan bahwa pada tahun
1016 Masehi Pura penulisan sudah ada, sebagai tempat menghormati istri Raja
Anak Wungsu dan selanjutnya tetap berfungsi sebagai pura kerajaan sampai Raja
Bali Kuno terakhir yaitu Raja Asta Sura Natha Bhumi Banten tahun 1332 Masehi.
Pura Tegeh Kuripan adalah Pura Kerajaan Bali Kuno yang
merupakan pura Gunung dan Pura Penatarannya adalah Pura Penataran Sasih yang
terletak di Desa Pejeng. Penyiwiannya adalah “Gebog Domas” yang artinya
kumpulan delapan ratus yang disebut Banwa, oleh karena disiwi oleh Banwa maka
pura ini sering disebut Pura Babanwa. Gebog domas meliputi empat gebog satak
artinya kumpulan dua ratus yang terdiri dari Sukawana, Kintamani, Selulung.
Diantara gebog satak maka yang paling terkemuka adalah Gebog Satak Sukawana
yang secara langsung memelihara pura tersebut, baik dalamj penyelenggraan
piodalan ataupun memperbaiki segala kerusakan, sedangkan Gebog Satak lainnya
merupakan pembantu tetapi terikat. Piodalan pada Pura Tegeh Koripan
jatuh pada hari Purnamaning Kapat.
Setiap setahun sekali diadakan upacara biasa dengan
mempergunakan seekor kerbau dan piodalan yang besar diadakan setiap sepuluh
tahun sekali yang disebut Piodalan Nyatur pada pelaksanaanya harus
mempergunakan empat ekor kerbau dan sesajen lainnya serba empat. Pura Penulisan
ini merupakan obyek dan daya tarik wisata yang letaknya tertinggi di Kabupaten
Bangli dan merupakan tempat yang sangat baik untuk mengadakan peninjoan dan
pura tersebut diatas memiliki keunikan tertentu. Dengan demikian sangat perlu
mendapat perhatian dalam penataan dan pengembangannya untuk dapat meningkatkan
kunjungan wisatawan ke obyek ini.
Di Kabupaten Bangli
obyek dan daya tarik wisata yang sedang dikembangkan antara lain :
a.
Obyek dan daya tarik wisata Taman Narmada Bali Raja.
b.
Obyek dan daya tarik wisata Air Terjun Kuning.
c.
Obyek
dan daya tarik wisata Panorama Pura Pucaksari.
d.
Obyek dan daya tariki wisata Lembah Pantunan.
e.
Obyek
dan daya tarik Agro wisata Catur.
f.
Obyek dan daya tarik wisata Pura Dalem Balingkang.
g.
Obyek dan daya tarik wisata Museum Gunung Api Batur.
h.
Obyek dan daya tarik wisata Eko Wisata Bukit Bangli.
i.
Obyek dan daya tarik wisata Panorama Jehem
j.
Obyek dan daya tarik wisata Bukit Jati
a. Obyek dan Daya Tarik Wisata Taman Narmada Bali Raja
Taman Narmada
Bali Raja terletak di Desa Taman Bali, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, yang
berjarak kira-kira 5 km dari kota Bangli ke arah selatan. Dari Desa Taman Bali
untuk menuju taman ini ada 2 (dua) jalan yaitu melalui jalan setapak kearah
barat yang jaraknya kurang lebih 500 meter dan melalui jalan aspal kearah barat
yang berjarak kurang lebih 300 m.
Taman Narmada
Bali Raja dibangun oleh Sang Anom Bagus dari Kerajaan Tamanbali. Areal utamanya
terdiri dari sebuah pura yang dikelilingi telaga dan taman bunga yang
berwarna-warni dengan beraneka ragam tumbuhan tropis.
Tempat ini
dipakai sebagai tempar peristirahatan raja. Taman Narmada Bali Raja dibangun diatas lahan seluas 5000 m2,
dikelilingi persawahan yang mana petaninya masih menerapkan teknik kuno.
Taman Narmada
Bali Raja dilengkapi tempat pemujaan berupa bangunan Pura Kawitan Maha Gotro
Tirta Harum Taman Bali sehingga taman ini dijadikan tempat rekreasi oleh Raja
Taman Bali.
b. Obyek dan Daya Tarik Wisata Air Terjun Kuning
Air Terjun
Kuning terletak di Desa Taman Bali, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli yang
berjarak kira-kira 5 km dari kota Bangli ke arah selatan. Air Terjun Kuning
berada di Dusun Kuning dekat dengan Taman Narmada Bali Raja. Tempat ini bisa
ditempuh kira-kira 500 meter melalui jalan kecil yang dikelilingi kebun cengkeh
yang menghijau disebelah kanan dan kiri dengan udara yang sejuk dan segar.
Air Terjun
Kuning terletak pada ketinggian 25 meter dari permukaan air sungai Tukad
Melangit yang mengalir ke selatan. Dekat tempat ini terdapat hutan yang dihuni
oleh ribuan kera.
c. Obyek dan Daya Tarik Wisata
Panorama Pura Pucaksari.
Panorama Pura
Pucaksari terletak di Bukit Pucaksari Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku,
Kabupaten Bangli, yang berjarak kira-kira 10 km kearah timur kota Bangli. Pura Pucaksari dan desa-desa di sekitarnya memiliki udara
yang sejuk. Pada saat fajar, tampak sinar matahari tersemburat dari balik
Gunung Agung menyentuh ketingggian pepohonan tua yang tumbuh dekat pura itu.
Dari kejauhan
tampak embun berkilauan ditempa sinar matahari pagi. Dari bukit itu dapat
dilihat hamparan pedesaan yang terletak di antara lembah dan bukit yang
mengelilinginya.
d. Obyek dan Daya Tarik Wisata Panorama Lembah Pantunan
Lembah
Pantunan terletak di Desa Bangbang, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, yang
berjarak kira-kira 7 km dari kota Bangli ke arah timur. Pantuan terlihat pada
lembah pertanian dengan kedalaman 500 meter.
Merupakan salah
satu pemandangan alam, persawahan dan rimbunan pohon kelapa yang menawan,
dengan latar belakang perbukitan di kejauhan.
e.
Obyek dan Daya Tarik Agro Wisata
Catur
Agro Wisata Desa Catur terletak di
Kawasan Agropolitan Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, yang berjarak
kira-kira 42 km dari kota
Bangli kea rah utara. Daerha ini dipilih untuk dikembangkan sebagai daerah
agrowisata karena memiliki potensi yang besar disamping hawanya sangat sejuk
dan juga pemnadangan alamnya yang indah.
Daerahnya sangat
cocok untuk pertanian jenis holtikultura terutama jeruk dan kopi. Namun untuk
agrowisata catur ini yang paling menonjol adalah tanaman kopi arabika sehingga
sangat menarik perhatian wisatawan yang berkunjung kesana.
f. Obyek dan Daya Tarik Wisata Pura
Dalem Balingkang
Pura Dalem
Balingkang terletak didaerah terpencil di sebelah utara Danau Batur dan
disebelah timur Bukit Penulisan, kira-kira 40 km dari kota Bangli tepatnya di
Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Tempat ini sangat unik dan
mudah dicapai dengan kendaraan sampai areal parkir pura ini. Lalu berjalan kaki kira-kira 500 m untuk mencapai pura.
Kata
”Balingkang” berarti ”Raja Bali”. Pura ini pernah dijadikan istana oleh Raja
Bali. Berdasarkan cerita rakyat, pada abad ke-11 ada seorang raja bernama Sri
Kesari Warmadewa bersama permaisurinya yang bernama Tang Ci Keng seorang putri
Cina dari Dinasti Chung. Perkawinan
Raja dengan permaisurinya itu dikisahkan dalam Tari Barong Landung yang sering
dipentaskan di Bali sampai sekarang. Bangunan istana pun telah dipengaruhi oleh
design dan arsitektur Cina.
Pura dalem
Balingkang disembah oleh seluruh umat Hindu dari pelosok Bali. Pemandangan alam
ke arah barat juga sangat menakjubkan dengan latar belakang Gunung Batur, Danau
Batur, Gunung Abang dan Gunung Batur. Panorama ini menambah keindahan
pemandangan di sekitar pura.
g. Obyek dan Daya Tarik Wisata
Museum Gunung Api Batur
Museum Gunung
Api Batur terletak di Obyek Wisata Penelokan tepatnya di Desa Batur Tengah,
Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, yang berjarak kira-kira 27 km sebelah
utara Kota Bangli.
Museum ini
dibangun oleh Pemerintah Pusat yang bekerja sama dengan Pemerintah Propinsi
Bali dan Pemerintah Kabupaten Bangli dengan tujuan untuk untuk
memvisualisasikan keindahan panorama Gunung Batur.
Museum Gunung
Api Batur merupakan tempat penyimpanan benda-benda yang mempunyai sifat sejarah
dan berfungsi sebagai pusat informasi dan sebagai media pengetahuan seperti
informasi geologi secara umum, sarana pendidikan tentang kegunung apian, dan
sebagai obyek tujuan wisata.
h. Obyek dan Daya Tarik Eko Wisata Bukit Bangli
Obyek dan Daya
Tarik Eko Wisata Bukit Bangli terletak ± 1 km dari pusat Kota Bangli, dapat
dicapai melalui jalan yang menghubungkan Bangli dengan Kintamani. Obyek ini
merupakan obyek wisata yang sedang dikembangkan kerena memiliki keindahan alam,
keanekaragaman flora dan fauna.
Dari puncak
Bukit Bangli kita dapat melihat hamparan pemandangan yang indah seperti Kota
Bangli dan alam sekitarnya. Tempat ini juga baik untuk melakukan wisata
spiritual/meditasi serta kegiatan mendaki. Di sebelah utara terdapat pusat
pendidikan Agama Hindu yang mendukung Eko Wisata Bukit Bangli.
i. Obyek dan Daya Tarik Wisata
Panorama Jehem
Obyek dan Daya
Tarik Wisata Panorama Jehem merupakan salah satu obyek wisata yang sedang
dikembangkan, yang terletak ± 4 km dari kota Bangli, tepatnya di Desa Jehem,
Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli.
Dari obyek dan
daya tarik wisata Panorama Jehem ini kita dapat melihat hamparan pemandangan
alam yang indah dengan lembah-lembah yang menghijau. Suasana disini masih
sangat asri dengan suhu udara yang sangat sejuk sehingga tempat ini sangat
tepat digunakan untuk melakukan kegiatan wisata alam/pertualangan.
j. Obyek dan Daya Tarik Wisata Bukit
Jati
Obyek dan Daya
Tarik Wisata Bukit Jati terletak di Desa Guliang Kecamatan Bangli perbatasan
antara Kabupaten Bangli dengan Kabupaten Gianyar, yang terletak ± 11 km dari
kota Bangli atau 3 km dari Kota Gianyar.
Tempat ini
berbukit-bukit areal tempat ini biasa digunakan untuk pendakian. Dari puncak
bukit ini kita dapat melihat pemandangan alam dan sawah berpetak yang begitu
indah di lereng bukit yang terpadu dengan laut biru. Suasana disini masih
sangat asri dengan suhu udara yang cukup sejuk sehingga tempat ini sangat tepat
digunakan untuk melakukan kegiatan wisata alam/pertualangan.
2. Hotel sebanyak 12 buah, Pondok Wisata
sebanyak 7 buah dan Restaurant/Rumah Makan sebanyak 52 buah (data terlampir).
3. Kunjungan Wisatawan dan perkembangan
retribusi (data terlampir).
4. Industri Kecil pendukung pariwisata
seperti :
-
Kerajinan
Bambu
-
Kerajinan
Kayu/Ukiran Kayu
-
Kerajinan
Logam, Emas dan Perak
-
Pakaian
Jadi/Garment
Sejalan
dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bangli maka pembangunan
sarana dan prasarana kepariwisataan di daerah Bangli semakin meningkat pula. Hal ini
tidak jarang menimbulkan perubahan atau kerusakan lingkungan fisik. Pembangunan
pariwisata kurang merata di Kabupaten Bangli secara keseluruhan dan cenderung
terfokus di Kecamatan Kintamani. Disamping itu, pembangunan pariwisata juga
ditengarai telah menimbulkan perubahan social-kultural masyarakat Bangli.
Adanya kecendrungan sikap komersial dan individualitas semakin menguat di
kalangan masyarakat. Kenyataan ini sudah tentu merupakan tantangan dimasa depan
dalam upaya menjaga kelangsungan pembangunan kepariwisataan.
VI.
PROMOSI DAN PENYULUHAN PARIWISATA
Promosi
kepariwisataan tampaknya perlu lebih digalakkan dalam upaya menjaga citra
Kabupaten Bangli sebagai daerah tujuan wisata. Pembangunan sumber daya manusia
kepariwisataan tampaknya perlu mendapat perhatian yang serius. Pengembangan
sumber daya manusia kepariwisataan yang dilakukan saat ini melalui pendidikan
formal hanya terfokus pada penyiapan tenaga teknis dan professional tingkat
rendah. Sehubungan dengan hal tersebut maka program pendidikan akademis dan
manajerial yang dapat menghasilkan tenaga perencana, pemikir danh peneliti
kepariwisataan harus disiapkan secepat mungkin.
Kegiatan promosi pariwisata yang dilaksanakan
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangli dalam rangka menjaring
kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara (domestik) ke
obyek-obyek wisata di Kabupaten Bangli antara lain melalui :
-
Pembuatan
Bokklet dan Leaflet
-
Tayangan
audio visual (VCD) tentang obyek wisata
-
Promosi di dalam dan luar daerah
-
Situs/Website
Namun
setelah terjadinya Tragedi Bom Kuta tanggal 12 Oktober 2002 yang lalu kondisi
pariwisata Bali mengalami penurunan kunjungan wisatawan yang cukup drastis
khususnya wisatawan mancanegara. Terkait dengan hal tersebut maka Pemerintah
Kabupaten Bangli melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangli
mengambil langkah-langkah terobosan dibidang promosi ini keluar daerah seperti
ke Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat dengan lebih menfokuskan sasaran
terhadap wisatawan nusantara.
Dalam
rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang pariwisata
untuk menciptakan tenaga yang terampil dan memiliki kepribadian serta
profesionalisme yang mampu melaksanakan tugas dalam rangka mewujudkan citra
positif pariwisata khususnyadi Kabupaten Bangli adalah Pembinaan dan Penyuluhan
kepada komponen pariwisata seperti :
-
Pemandu
Wisata
-
Pedagang
Cendramata
-
Petugas
Pengelola
-
Tokoh
Masyarakat
VII. PENGEMBANGAN OBYEK DAN DAYA TARIK
WISATA
Dalam
rangka pengembangan obyek dan daya tarik wisata baru, sebelumnya kami
melaksanakan pendataan dan mengkaji potensi obyek dan daya tarik wisata yang
menjadi unggulan.
Dari
jumlah obyek dan daya tarik wisata ± 33 buah yang ada, yang sudah berkembang 5
buah obyek wisata dan yang sedang dikembangkan 7 buah obyek wisata serta yang
belum dikembangkan sisanya 21 obyek wisata.
Melihat potensi obyek dan
daya tarik wisata yang ada, maka program pengembangan pariwisata dibidang obyek
dan daya tarik wisata yang menjadi unggulan juga mendapat perencanaan
pengembangan adalah :
-
Penataan
dan pengembangan obyek Agro Wisata di Dusun Mabi, Desa Belantih dengan hasil
kebun Kopi Arabicanya dalam kawasan Agropolitan di Desa Belantih dan Desa
Selulung, Kecamatan Kintamani sedang berjalan.
-
Penataan
dan pengembangan obyek Eko Wisata Bukit Bangli, Kelurahan Cempaga, Kecamatan
Bangli yang merupakan bagian dari pembangunan Kawasan Pusat Pendidikan
bercirikan Hindu yang direncanakan seabagai obyek wisata baru.
-
Sedang
dibangun sebuah Museum Gunung Api Batur di Kecamatan Kintamani yang merupakan
satu-satunya museum di Bali dengan dana APBN
untuk menambah obyek dan daya tarik wisata yang baru, selain sebgai tempat
pendidikan dan penelitian secara ilmiah bagi para pengunjung terutama dalam
dunia pendidikan.
-
Penataan
dan pengembangan obyek Eko Wisata di Bukit Jati, Desa Bunutin, Kecamatan Bangli
yang sedang dalam penelitian dan pengkajian bekerjasama dengan perguruan tinggi
di Bali .
-
Apabila
penataan dan pengembangan obyek dan daya tarik wisata tersebut di atas nanti
sudah terwujud kemudian dikemas dengan rapi untuk dipromosikan lebih lanjut
melalui promosi terpadu.
VIII.
MASALAH,
TANTANGAN SERTA LANGKAH DAN KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN.
1.
Masalah
Yang Dihadapi.
-
Mutu
ODTW masih kurang seperti tempat parkir, jalan menuju obyek, toilet dan air
bersih.
-
Kurangnya
dana yang dialokasikan untuk pemeliharaan dan pembinaan serta peningkatan mutu
obyek dan kegiatan lain seperti promosi.
-
Kurangnya
SDM yang professional.
-
Jalan
menuju ODTW masih menyatu dengan jalan umum.
-
Kurang
adanya sarana mobilitas dalam melaksanakan tugas rutin.
-
Belum
adanya RUTR (Rencana Umum Tata Ruang) yang jelas mengatur Kawasan Pariwisata
sehingga pembangunan usaha Pariwisata yang ada di Kabupaten Bangli banyak
pelanggaran yang terjadi dalam hal mendirikan bangunan.
-
Perangkat
yang mengatur tentang kepariwisataan belum lengkap seperti Perda tentang Hotel,
Restaurant atau Rumah Makan dan lain-lain.
2.
Tantangan
Kepariwisataan Di Kabupaten Bangli Yang Dihadapi adalah :
-
Sumber
Daya Alam yang cukup tersedia merupakan potensi dalam upaya pengembangan
kepariwisataan di Kabupaten Bangli.
-
Keanekaragaman
seni dan budaya yang potensial untuk dikembangkan yang diharapkan dapat
memperkaya keanekaragaman daya tarik wisata.
-
Partisipasi
masyarakat cukup tinggi dalam pembangunan kepariwisataan, sehingga pembangunan
kepariwisataan di Kabupaten Bangli akan dapat dilaksanakan secara optimal.
-
Adanya
masa liburan yang cukup panjang sehingga hal ini akan berdampak pada kunjungan
wisatawan ke kabupaten Bangli.
-
Adanya
AFTA/Perdagangan Bebas, sehingga diperlukan penanganan secara professional
dalam pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Bangli.
3.
Langkah
dan Kegiatan Yang Dilakukan.
Dalam
hal memajukan perkembangan Pariwisata Kabupaten Bangli, langkah dan kegiatan
yang telah dilaksanakan secara rutin setiap tahun antara lain :
-
Melaksanakan promosi pariwisata melalui
pembuatan Booklet dan Leaflet kemudian menyebarluaskan kepada BPU, BPW, ASITA,
PHRI, HPI dan komponen pariwisata lainnya.
-
Mengikuti event tertentu baik yang
diselenggarakan di daerah maupun di luar daerah seperti BTM (Bali Travel Mart),
BTB (Bali Travel Board), FND (Festival Nusa Dua), Bali Expo 2002, OTDA dan
Pameran pada HUT Nasional dan Promosi melalui media cetak/BTN (Bali Travel
News) dan elektronik dan lain-lain.
-
Melaksanakan Pembinaan dan Penyuluhan
Pariwisata terhadap tokoh masyarakat dan aparat dari bawah sampai atas dan
komponen pariwisata lainnya seperti pemandu wisata, pedagang asongan,pengelola
obyek, tokoh masyarakat dan pengusaha kepariwisataan serta orientasi terhadap
komponen pariwisata.
-
Pembinaan dan Pendataan terhadap obyek dan
daya tarik wisata melalui monitoring obyek wisata di masing-masing obyek dan
daya tarik wisata yang sudah dikembangkan di Kabupaten Bangli.
-
Penataan ODTW dalam rangka meningkatkan mutu
ODTW dengan menyediakan fasilitas seperti parkir, jalan menuju obyek, WC, pos
jaga dan pertamanan di sekitar ODTW yang sudah berkembang.
-
Pengembangan dan pengelolaan ODTW yang
potensial untuk dikembangkan menjadi obyek baru bilamana obyek tersebut sudah
banyak dikunjungi dan fasilitasnya sudah tersedia, serta persetujuan masyarakat
setempat untuk siap menerima keberadaan obyek tersebut melalui suatu penelitian
dan kajian khusus bekerja sama dengan perguruan tinggi yang ada.
Demikian Informasi
Pengembangan Kepariwisataan di Kabupaten Bangli ini kami sampaikan sebagai
bahan pengkajian dan informasi lebih lanjut.
Komentar
Posting Komentar