POTENSI
DAN PENGEMBANGAN DESA WISATA KINTAMANI
ARAH KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGLI
- Pembangunan daerah Kabupaten Bangli bertumpu
pada sektor pertanian, pariwisata dan industri kecil. Pariwisata sebagai
sektor andalan/prioritas diharapkan
mampu menggalakkan kegiatan ekonomi dan sektor-sektor lainnya, sehingga
dapat meningkatkan lapangan kerja, kesempatan berusaha, meningkatkan pendapatan masyarakat, pendapatan daerah
dan negara serta meningkatkan penerimaan devisa.
- Pembangunan pariwisata dilaksanakan dengan
memanfaatkan kekayaan alam dan keanekaragaman budaya, dengan tetap mempertahankan
kepribadian bangsa, memupuk rasa cinta tanah air, serta memperhatikan
kelestarian dan fungsi lingkungan hidup. Untuk mencapai hal tersebut,
dilakukan upaya pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi
kepariwisataan secara optimal.
- Arah kebijaksanaan pembangunan kepariwisataan
di Kabupaten Bangli adalah pembangunan pariwisata budaya yang berwawasan
lingkungan dan dijiwai agama Hindu melalui pengembangan dan diversifikasi
obyek, daya tarik, atraksi wisata sesuai dengan potensi dan keunikan daerah
serta dengan meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat.
VISI DAN MISI
PEMBANGUNAN KABUPATEN BANGLI
Visi pembangunan Kabupaten Bangli adalah “Terwujudnya Masyarakat
Bangli yang Gita Santi (Gigih, Ikhlas, Takwa, Aspiratif, Sejahtera, Aman,
Nyaman, Tertib dan Indah) berdasarkan “Tri Hita Karana” visi ini menjiwai
pembangunan daerah Kabupaten Bangli yang bertumpu pada sektor pertanian,
pariwisata dan Industri Kecil. Pariwisata sebagai sektor andalan diharapkan
mampu menggalakkan kegiatan ekonomi dan sektor-sektor lainnya, sehingga dapat
meningkatkan lapangan kerja, kesempatan berusaha, pendapatan masyarakat,
pendapatan daerah dan Negara serta meningkatkan penerimaan pendapatan asli
daerah.
MISI UTAMA PEMBANGUNAN KABUPATEN BANGLI
Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan di
Kabupaten Bangli, maka misi utama nya adalah
· Membangkitkan perekonomian lokal.
· Meningkatkan Pendapatan Perkapita masyarakat.
· Meningkatkan Pendapatan asli Daerah.
· Menekan angka pengangguran dan kemiskinan.
· Mengembangkan manajemen pengelolaan pendidikan,
kesehatan,pariwisata dan lingkungan.
· Meningkatkan disiplin kerja di kalangan aparatur pemerintah,
swasta dan masyarakat.
· Menyelenggarakan pemerintahaan yang bersih, demokratis, efesien
dan efektif.
· Mengembangkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal untuk
pemberdayaan masyarakat dan kemitraan
VISI DAN
MISI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KAB. BANGLI
Dari visi dan misi Pembangunan daerah
Kabupaten Bangli selanjutnya di jabarkan kepada masing-masing SKPD seperti
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sehingga memiliki Visi dan Misi seperti :
Visi Terwujudnya pembangunan pariwisata yang dijiwai oleh
kebudayaan daerah, guna dapat meningkatkan ekonomi masyarakat berdasarkan “ Tri
Hita Karana “
Misi
· Meningkatkan kualitas kesenian daerah
· Melestarikan berbagai peninggalan purbakala, peninggalan sejarah
dan adat istiadat serta warisan budaya.
· Meningkatkan kualitas obyek dan daya tarik wisata.
· Meningkatkan kesadaran masyarakat terutama pelaku pariwisata.
· Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
· Meningkatkan kualitas SDM pariwisata dan sarana prasarana
pendukung pariwisata
TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
PARIWISATA
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan pariwisata di Bangli
adalah :
· Memperkenalkan budaya dan keindahan alam Bangli
· Menumbuhkan kehidupan ekonomi lokal atau daerah
· Menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan
daerah
· Mempertahankan nilai-nilai agama, moral, citra dan keperibadian
bangsa
SASARAN PEMBANGUNAN PARIWISATA BANGLI :
· Meningkatkan jumlah kunjungan
· Meningkatkan lama tinggal (length of stay) dan pengeluaran
wisatawan
· Pengembangan pariwisata berkualitas
· Pemerataan pembangunan kepariwisataan sesuai dengan potensi dan
daya dukung yang dimiliki.
Pengertian dan Definisi Wisata dan Desa
Wisata
Kata wisata berhubungan erat
dengan piknik, pariwisata, dll. Untuk sebagian orang, agenda wisata setiap
tahunnya telah menjadi sebuah kebutuhan layaknya kebutuhan primer. Dasar dari
pandangan ini adalah wisata digunakan sebagai penyeimbang hidup setelah sekian
hari berkutat dengan pekerjaan yang memiliki jadwal yang ketat. Sehingga dengan
melakukan wisata dapat merecharge tubuh dan pikiran mereka menjadi segar
kembali sehingga bisa bekerja dengan lebih maksimal lagi setelah itu. Karena
begitu sempitnya makna kata wisata, maka berikut ini akan dijelaskan mengenai
pengertian dan definisi dari segala hal yang berhubungan dengan wisata:
1. Wisata adalah bepergian
bersama-sama untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dsb. Wisata juga
bisa diartikan sebagai piknik
2. Wisata adalah kegiatan
perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela
serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata
DESA WISATA
1.
Desa wisata adalah pengembangan dari suatu desa yang
memiliki potensi wisata yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti alat
transportasi atau penginapan
2.
Desa Wisata,
adalah dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau dekat dengan
suasana tradisional, biasanya di desa-desa yang terpencil dan belajar tentang
kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat.”
3. Desa Wisata merupakan suatu tempat yang memiliki ciri dan nilai
tertentu yang dapat menjadi daya tarik khusus bagi wisatawan dengan minat
khusus terhadap kehidupan pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa daya tarik utama
dari sebuah Desa Wisata adalah kehidupan
warga desa yang unik dan tidak dapat ditemukan di perkotaan.
4. Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan
fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat
yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
5. Desa Wisata adalah suatu
wilayah dengan luasan tertentu dan memiliki potensi keunikan daya tarik wisata
yang khas dengan komunitas masyarakatnya yang mampu menciptakan perpaduan
berbagai daya tarik wisata dan fasilitas pendukungnya untuk menarik kunjungan
wisatawan
6. Desa Wisata merupakan
bentuk kegiatan wisata yang membawa wisatawan pada pengalaman untuk melihat dan
mengapresiasi keunikan kehidupan dan tradisi masyarakat di pedesaan dengan
segala potensinya.
WISATA PEDESAAN
1. Wisata pedesaan merupakan aktivitas yang dilakukan di suatu Desa
Wisata. Inti utama dari wisata pedesaan adalah aktivitas warga pedesaan yang
unik.
2. Wisata pedesaan memberikan kesempatan masyarakat kota untuk
mengenal kehidupan pedesaan melalui aktivitas-aktivitas tersebut.
3. Wisata pedesaan mampu memberikan manfaat sosial bagi masyarakat
desa seperti kesempatan untuk berinteraksi dengan orang dari luar desa,
kemampuan untuk bersosialisasi, dan membuka wawasan lebih luas mengenai dunia.
Selain itu,
4. Wisata pedesaan juga mampu memberikan keuntungan secara ekonomi.
5. Kegiatan wisata pedesaan antara lain dapat memanfaatkan: Desa
Nelayan, Tanah Pertanian, Peternakan
KOMPONEN UTAMA DESA
WISATA
1. Daya Tarik Wisata yaitu
yang dimiliki desa sebagai potensi di desa tersebut seperti bentangan alam,
kesenian, budaya dan karya kreatifitas sebagai daya tarik
2. Akomodasi :
sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit-unit yang
berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk. Akomodasi adalah fasilitas yang dimanfaatkan untuk tempat tinggal
wisatawan. Akomodasi ini dapat memanfaatkan sebagian dari tempat tinggal para
penduduk setempat dan atau unit-unit yang dibangun sesuai konsep tempat tinggal
penduduk. Dalam hal Desa Wisata, konsep yang diterapkan tentunya harus sejalan
dengan kekhasan dari desa tersebut, misalnya rumah panggung.
3. Fasilitas Pariwisata
seperti Toilet, tempat perisitirahatan, gazebo, parker.
4. Masyarakat local yaitu
adanya komunitas masyarakat sebagai pelaku
5. Akses antar
objek/kawasan yaitu adanya hubungan dengan objek terdekat sehingga dapat
dijadikan paket.
6. Batasan Geografi
wilayah yaitu memiliki batasan yang
jelas kawasan dari desa tersebut
7. Atraksi :
seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi
desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif
seperti : kursus tari, bahasa
dan lain-lain yang spesifik.
- Atraksi, atau juga dikenal dengan istilah daya tarik wisata, di
suatu desa adalah seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta
kondisi fisik lokasi desa yang memungkinkan wisatawan berpartisipasi aktif
seperti: kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik. Maksud dari
pengertian di atas adalah keaslian kondisi desa tersebut yang menjadi daya
tarik sebuah Desa Wisata, serta memungkinkan wisatawan melakukan
aktivitas-aktivitas yang tidak biasa.
8. Fasilitas
Fasilitas adalah sumber
daya yang khusus dibuat karena mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam aktivitasnya di Desa
Wisata. Fasilitas-fasilitas yang dibuat ini dapat memanfaatkan sumber daya yang
telah dimiliki desa, atau membuat sesuatu yang baru sesuai kebutuhan namun
tidak meninggalkan karakteristik dan keunikan desa tersebut.
1. Fasilitas Perkemahan
Menyediakan penyewaan alat-alat perkemahan seperti tenda, alat
masak, sleeping bag , matras, senter,
dan lain-lain. Selain itu, fasilitas perkemahan juga termasuk hal-hal lain seperti penyediaan jasa pemandu outbond , pemasangan tenda, kebersihan, dan lain-lain.
2. Fasilitas Makan-Minum
Fasilitas ini bertujuan mendukung aktivitas wisata yang ada di
desa. Dengan beberapa pendekatan seperti kerja sama dengan beberapa rumah
makan/warung makan/katering/Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sekitar untuk melayani kebutuhan makan-minum wisatawan.
PENDEKATAN PENGEMBANGAN
DESA WISATA
Pengembangan dari desa wisata harus direncanakan secara hati-hati
agar dampak yang timbul dapat dikontrol. Berdasar dari penelitian dan
studi-studi dari UNDP/WTO dan beberapa konsultan Indonesia, dicapai dua
pendekatan dalam menyusun rangka kerja/konsep kerja dari pengembangan sebuah
desa menjadi desa wisata.
PENDEKATAN PASAR UNTUK
PENGEMBANGAN DESA WISATA
1. Interaksi tidak langsung yaitu model pengembangan didekati dengan cara bahwa desa mendapat manfaat
tanpa interaksi langsung dengan wisatawan. Bentuk kegiatan yang terjadi
semisal : penulisan buku-buku tentang desa yang berkembang, kehidupan
desa, seni dan budaya lokal, arsitektur tradisional, latar belakang sejarah,
pembuatan kartu pos dan sebagainya.
2. Interaksi setengah langsung yaitu Bentuk-bentuk one day trip yang dilakukan oleh wisatawan,
kegiatan-kegiatan meliputi makan dan berkegiatan bersama penduduk dan kemudian
wisatawan dapat kembali ke tempat akomodasinya. Prinsip model tipe ini adalah
bahwa wisatawan hanya singgah dan tidak tinggal bersama dengan penduduk.
3.
Interaksi Langsung yaitu Wisatawan dimungkinkan
untuk tinggal/bermalam dalam akomodasi yang dimiliki oleh desa tersebut. Dampak
yang terjadi dapat dikontrol dengan berbagai pertimbangan yaitu daya dukung dan
potensi masyarakat setempat. Kriteria
Desa Wisata
Pada pendekatan ini diperlukan beberapa kriteria yaitu :
1. Atraksi wisata; yaitu
semua yang mencakup alam, budaya
dan hasil ciptaan manusia.
Atraksi yang dipilih adalah yang paling menarik dan atraktif di desa.
2. Jarak Tempuh; adalah
jarak tempuh dari kawasan wisata terutama tempat tinggal wisatawan dan juga
jarak tempuh dari ibukota
provinsi
dan jarak dari ibukota kabupaten.
3. Besaran Desa; menyangkut
masalah-masalah jumlah rumah, jumlah penduduk, karakteristik dan luas wilayah
desa. Kriteria ini berkaitan dengan daya dukung kepariwisataan pada suatu desa.
4. Sistem Kepercayaan
dan kemasyarakatan;
merupakan aspek penting mengingat adanya aturan-aturan yang khusus pada
komunitas sebuah desa. Perlu dipertimbangkan adalah agama yang menjadi
mayoritas dan sistem kemasyarakatan yang ada.
5. Ketersediaan infrastruktur;
meliputi fasilitas dan pelayanan transportasi, fasilitas listrik, air bersih,
drainase, telepon dan sebagainya.
Masing-masing kriteria
digunakan untuk melihat karakteristik utama suatu desa untuk kemudian menetukan
apakah suatu desa akan menjadi desa dengan tipe berhenti sejenak, tipe one
day trip atau tipe tinggal inap.
PRINSIP DASAR DARI
PENGEMBANGAN DESA WISATA
1. Pengembangan
fasilitas-fasilitas wisata dalam skala kecil beserta pelayanan di dalam atau
dekat dengan desa.
2. Fasilitas-fasilitas dan
pelayanan tersebut dimiliki dan dikerjakan oleh penduduk desa, salah satu bisa
bekerja sama atau individu yang memiliki.
3. Pengembangan desa wisata
didasarkan pada salah satu “sifat” budaya tradisional yang lekat pada suatu
desa atau “sifat” atraksi yang dekat dengan alam dengan pengembangan desa
sebagai pusat pelayanan bagi wisatawan yang mengunjungi kedua atraksi tersebut.
TIPE DESA WISATA
Menurut pola, proses dan tipe pengelolanya desa atau kampung
wisata di Indonesia sendiri, terbagi dalam dua bentuk yaitu tipe terstruktur
dan tipe terbuka.
Tipe terstruktur (enclave)
Tipe terstruktur ditandai dengan karakter-karakter sebagai
berikut :
1. Lahan terbatas yang
dilengkapi dengan infrastruktur yang spesifik untuk kawasan tersebut. Tipe ini
mempunyai kelebihan dalam citra yang ditumbuhkannya sehingga mampu menembus
pasar internasional.
2. Lokasi pada umumnya
terpisah dari masyarakat atau penduduk lokal, sehingga dampak negatif yang
ditimbulkannya diharapkan terkontrol. Selain itu pencemaran sosial budaya yang
ditimbulkan akan terdeteksi sejak dini.
3. Lahan tidak terlalu
besar dan masih dalam tingkat kemampuan perencanaan yang integratif dan
terkoordinasi, sehingga diharapkan akan tampil menjadi semacam agen untuk
mendapatkan dana-dana internasional sebagai unsur utama untuk “menangkap”
servis-servis dari hotel-hotel berbintang lima.
Tipe Terbuka (spontaneus)
Tipe ini ditandai dengan karakter-karakter yaitu tumbuh menyatunya
kawasan dengan struktur kehidupan, baik ruang maupun pola dengan masyarakat
lokal. Distribusi pendapatan yang didapat dari wisatawan dapat langsung
dinikmati oleh penduduk lokal, akan tetapi dampak negatifnya cepat menjalar
menjadi satu ke dalam penduduk lokal, sehingga sulit dikendalikan.
POTENSI PARIWISATA YANG DIMILIKI KECAMATAN
KINTAMANI
1. Pura-Pura bersejarah dan Kuno
2. Agrowisata
3. Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK) Kintamani
4. Desa wisata
5. TWA Suter
6. Museum Geopark Global Batur
7. Kawasan Gunungapi Batur (geopark)
8. Wisata Religius/ wisata Budaya
9. Wisata Kesehatan
10. Wisata Historis
11. Ras Anjing
Kintamani
CIKAL BAKAL PARIWISATA
KINTAMANI
1.
Gregor Krause Tahun 1912
2.
Hotel Pelni Tahun 1940 an
3.
Pesanggarahan Tahun 1940 an
4.
Sultan Takdir Alisyahbana (STA) Tahun 1980 an
5.
Perhimpunan Pramuwisata Pendakian Gunung
Batur (PPPGB) tahun 1990 an
6.
Gunungapi Batur yg aktif mrpk daya tarik tersendiri bagi
wisatawan, yg berdiri tegak di Tengah2 Kaldera Batur.
Dan terakhir Kintamani mendapat Double Crown
-
Geopark Pertama di Indonesia (2012)
-
World Heritage (2012)
DASAR PERTIMBANGAN
PENATAAN PARIWISATA KINTAMANI
1.
Aspek Historis
2.
Aspek Sosiologis
3.
Aspek Yuridis
Aspek Historis
- Perkembangan Pariwisata
Kintamani sebelum Tahun 1991:
Pariwisata Kintamani
berkembang secara alami, diawali dgn berdirinya pesangrahan PELNI, di Desa
Kintamani sebagai tempat peristirahatan.
- Panorama Gunung Batur
semakin dikagumi oleh wisatawan yg datang ke Bali. Apalagi sejak didirikannya
Hotel Bali Beach sekitar tahun 1966.
- Kawasan Kintamani semakin
dikenal dan terkenal, bahkan menjadi salah satu tempat tujuan utama wisata di
Bali setelah Sanur dan Kuta
- Pedagang buah dan
cindramata mulai tumbuh, yang dijajakan oleh anak-anak kecil (sempat diangkat
oleh Ebiet G. Ade, dalam lagunnya Kabut di Kintamani)
- Pengunjung Kintamani Semakin
berkembang, tidak saja wisatawan Asing tapi juga Domestik
- Keindahan Kintamani
dinikmati secara Cuma-Cuma karena belum tersentuh kebijakan daerah
- Kintamani sempat mendapat
julukan seperti : Ibarat Gadis Cantik, Ibarat Mutiara Dunia, Dan Sebagai sumber
kemakmuran, Shg dlm Pengembangan Pariwisata Bali, Kintamani Mrpk salah satu
andalan pariwisata bali
- Kawasan Kintamani semakin
mendapat perhatian banyak kalangan seperti : Kalangan Peneliti, Sastrawan,
Artis, Budayawan, Investor dan lainnya
Aspek Sosiologis
- Pariwisata Kintamani
Berkembang merupakan Anugrah Tuhan Yang Maha Esa, karena tidak semua Kabupaten,
Provinsi, dan Negara, memiliki Panorama seperti Kawasan Kintamani
- Perkembangan Pariwisata
Kintamani telah mendorong Pertumbuahn Ekonomi masyarakat sekitar kawasan
- Terbukanya lap. Usaha Spet
: HotelResto, Kerajinan dll
- Terbukanya ruang investasi
- Bertambhanya pendapatan
masyarakat
- Bertambahan PAD
Aspek Yuridis
- Berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Daerah Tingkat I Bali No : 528/1993 tanggal 6 Oktober 1993,
obyek wisata kintamani ditetapkan sebagai Kawasan Pariwisata ( di Bali ada
21 Kawasan) meliputi Desa Sukawana, Kintamani, Batur Kaje, Batur Kelod, Batur
Tengah, Kedisan, Abang, Songan A, Songan B Trunyan dan Kedisan
- Berdasarkan Peraturan
Daerah provinsi Bali Nomor 31 Tahun 2005 Tentang RTRW Provinsi Bali, Kawasan
Kintamani dijadikan ODTWK Kintamani (di Bali ada 6 ODTWK) meliputi 15 Desa
Yaitu : 1. Desa Sukawana, 2. Desa Kintamani, 3. Desa Batur Utara, 4. Desa Batur Selatan, 5. Desa
Batur Tengah, 6. Desa Suter, 7. Desa Abang Batu Dinding, 8. Desa Abang Songan,
9. Desa Kedisan, 10. Desa Buahan, 11. Desa Songan A, 12. Desa Songan B, 13.
Desa Trunyan, 14. Pinggan, 15. Blandingan,
POTENSI KAWASAN DAYA TARIK
WISATA KHUSUS KINTAMANI
POTENSI ALAM :
•
Panorama Gunungapi Batur
•
Danau Batur dgn berbagai
jenis ikannya
•
Air panas/Hot Spring
•
Udara Sejuk
•
Hamparan Lahar Batur
•
Hutan Wisata
•
Tanah pertanian yg subur
POTENSI BUDAYA
•
Daya tarik dgn tempat suci /pura (wisata Spritual)
•
Daya tarik pelak. Upacara agama
•
Daya tarik cagar budaya
•
Daya tarik kesenian tradi.
•
Daya tarik museum gunungapi Batur
•
Daya tariks sistem HULUAPAD
•
Wisata Kuliner
POTENSI DAYA TARIK DESA
KINTAMANI secara Umum
- Budaya dan kesenian Masyarakat
sangat tinggi.
- Taksu dan Suasana Lingkungan Kintamani
dengan suhu udara yang sejuk/dingin.
- Agro wisata dan Desa wisata.
- Wisata sejarah /Wisata historis (Hotel
Pelni, dan Pesanggrahan)
- Wisata Alam
- Wisata Kuliner
- Wisata Spiritual
- Alkulturasi Budaya (Kuburan Tiga
umat)
MEMANFAATKAN KEKUATAN DAN KELEMAHAN
KEKUATAN
Posisi Kintamani berada di
jalan raya utama Bangli-Singaraja.
Mudah dicapai dari Ngurah Rai Airport dan Singaraja
Sudah Pernah menjadi ikon pariwisata Bali dan pernah berjaya
Banyak terdapat Pura Kuno
Memiliki Panorama yang komplit Obyek wisata alam Gunung dan Danau
Batur.
Mempunyai potensi yg besar dalam potensi wisata alam.
Potensi besar dalam sejarah Bali Kuno.
KELEMAHAN
Image menerapan Sapta
Pesona masih kurang bagi wisatawan.
Eksploitasi sepadan
jurang dijadikan Restoran sehingga
kelihatan agak kumuh. Dan menunutupi view
Daya tarik belum dikemas dengan profesional dalam bentuk
marketing.
Kebersihan Lingkungan pinggir jalan utama sepanjang penelokan
masih kurang bagus.
PELUANG
- Pertumbuhan
wisatawan dunia terus berkembang
- Termasuk
wisatawan minat khusus yang tertarik dengan Trekking Tours Gunung Batur
semakian meningkat.
- Berpotensi
menarik bagi wisatawan yang berminat melakukan spritual meditation.
- Wisata
Pendidikan, wisata Kesehatan, wisata Historis
ANCAMAN/TANTANGAN
- Persaingan
Harga
- Kenyaman
dan ketertiban yang harus diperbaiki sehingga turis merasa nyaman.
- Bila
pembangunan tidak terkendali bisa merusak alam dan indahnya tebing-tebing Kintamani.
- Kemacetan
lalu lintas jika High seasons
dijalur jalan utama penelokan.
PELUANG PENGEMBANGAN
- Kintamani sebagai obyek Pendidikan,
penelitian, konservasi ke Gunung apian.
- Kintamani sebagai wisata spiritual
dan meditasi sebagai tempat perenungan.
- Sebagai kawasan penyangga sehingga
bisa dimanfaatkan sebagai wisata kesehatan.
- Kintamani sebagai wisata sport,
treeking dan petualangan pencita alam.
- Kintamani sebagai wisata sejarah (Historis)
- Alkulturasi budaya antara Hindu dan
cina (Dalem balingkang) dan Kuburan tiga umat menjadi satu areal.(Hindu,
Muslim, Cina)
FASILITAS PARIWISATA
Daya Tarik
Wisata di Kabupaten Bangli sebanyak 38 DTW dengan rincian 5 DTW sudah
berkembang, 9 DTW sedang dikembangkan dan 24 DTW yang akan dikembangkan, Jumlah hotel
non bintang adalah sebanyak 13 buah dengan 164 kamar, 232 tempat tidur dan
tenaga kerja sebanyak 169 orang. Restoran dan rumah makan yang terdapat di
daerah kawasan sebanyak 22 buah. Sedangkan Villa dan Pondok Wisata sebanyak 4
buah.
SUMBER DAYA MANUSIA
- Pedagang
Acung :
799 Orang
- Pemandu
Wisata :
147 Orang
- Nahkoda
Boat : 98 Orang
- Pengelola
DTW/Pokdarwis :
219 Orang
- Penjaga
loket Retribusi : 74 Orang
RENCANA PENGEMBANGAN DAERAH
TUJUAN WISATA DIKABUPATEN BANGLI
1. Penataan DTWK Kintamani
2. Rencana Pengembangan Desa Wisata, Agrowisata, ekowisata,Wisata
religius
3. Rencana Pelaksanaan Festival Danau Batur di Kintamani
4. Pengembangan Kawasan Geopark Gunungapi Batur
5. Pembentukkan Badan Pengelola Kepariwisataan di Kabupaten Bangli
6. Pemberdayaan PNPM Mandiri Pariwisata
7. Fasilitasi Pembentukan DMO Cluster Bali
8. Penataan DTW melalui Dana TP
Pengembangan DTW yang
sudah dilaksanakan :
1. Penataan Gardu
pandang Panorama Penelokan
2. Penataan DTW Pura
Kehen
3. Penataan di Kuburan
DTW Terunyan
4. Penataan Pendakian
Gunung Batur
5. Penataan Rumah Contoh DTW Desa Penglipuran
6. Pembangunan Kios Informasi Geopark
7. Pembangunan fanel-fanel geosite
8. Pembuatan Papan Selamat datang
9. Pembangunan Toilet
10. PNPM Mandiri
Pariwisata
PERMASALAHAN
1. Pedagang acung
2. Pasar
tradisional
3. Parkir
4. Kebersihan
5. Keamanan
6. Papan reklame
7. Truk pengangkut galian C
8. Persaingan harga
9. Pelanggaran pembangunan sepadan jurang dan
danau
10. Promosi
Komentar
Posting Komentar